Hasil Sitaan dari Iran, AS Akan Kirim Senjata ke Ukraina

Internasional157 views

Inionline.id – Amerika Serikat akan mengirim ribuan senjata dan amunisi, hasil sitaan dari Iran, ke Ukraina.

Rencana pengiriman senjata sitaan itu muncul saat Ukraina kekurangan peralatan militer dan berharap mendapat lebih banyak bantuan dari sekutunya.

Komando Pusat AS (United States Central Command/) CENTCOM, menyatakan sebelumnya telah mentransfer lebih dari satu juta butir amunisi Iran yang disita ke Angkatan Bersenjata Ukraina.

Pengiriman itu dilakukan pada awal pekan ini yakni Senin (2/10).

“Pemerintah memperoleh kepemilikan amunisi ini pada 20 Juli 2023, melalui klaim penyitaan sipil Departemen Kehakiman terhadap Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran,” demikian pernyataan CENTCOM.

Pada Juli, mereka menyita lebih dari 9,000 senapan, 284 senapan mesin, sekitar 194 peluncur roket, lebih dari 70 peluru kendali anti-tank, dan lebih dari 700,000 butir amunisi.

Kemudian pada Maret, AS menyita satu juta butir amunisi Iran, ribuan sumbu granat berpeluncur roket, dan ribuan pon propelan untuk granat berpeluncur roket.

Angkatan Laut AS menyita senjata itu dari Iran dalam perjalanan ke Yaman.

Dalam rilis resminya, CENTCOM menerangkan awal mula pasukan AL menyita amunisi tersebut dari kapal tanpa kewarganegaraan dhow MARWAN 1 yang sedang transit pada 9 Desember 2022.

“Amunisi tersebut dipindahkan dari IRGC [Angkatan Bersenjata Iran] ke Houthi di Yaman yang melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 2216,” demikian rilis itu.

AS selama berbulan-bulan telah mempertimbangkan cara mengirim senjata yang disita secara legal, dan selama ini disimpan di fasilitas CENTCOM di Timur Tengah.

Hingga tahun lalu, Angkatan Laut AS telah menyita ribuan senapan serbu Iran dan lebih dari satu juta butir amunisi dari kapal yang digunakan Iran untuk mengirimkan senjata ke Yaman.

Penyitaan tersebut menargetkan kapal-kapal kecil tanpa kewarganegaraan di rute yang secara historis digunakan untuk menyelundupkan senjata ke Houthi.

Pada pertengahan Januari, AS membantu pasukan Prancis dalam menyita 3.000 senapan serbu serta 23 peluru kendali anti-tank dari Yaman. Setelah penyitaan, AS mengambil hak asuh atas senjata yang disita.

AS dan mitranya menyita total 5.000 senjata dan 1,6 juta butir amunisi.

Para pejabat AS mengatakan pihak Kementerian Kehakiman dan pertahanan selama ini berusaha bekerja sama demi menemukan jalur hukum untuk mengirim senjata ke Ukraina.

Salah satu caranya yakni melalui otoritas penyitaan sipil di AS.

Kementerian Kehakiman lantas mengajukan setidaknya dua tuntutan penyitaan terhadap amunisi dan senjata Iran yang disita tahun ini.

Menanggapi pengiriman barang sitaan ini, Peneliti senior dan direktur Middle Program keamanan Timur di Pusat Keamanan Amerika Baru, Jonathan Lord, mengatakan bagaimana pun Ukraina perlu pasokan perang.

“Dan meskipun ini bukan solusi untuk seluruh kebutuhan militer Ukraina, hal ini akan memberikan dukungan yang sangat penting,” kata Lord.

Langkah tersebut juga bisa berdampak terhadap hubungan Iran dengan Rusia yang menjadi ancaman Barat.

Keputusan ini, katanya, dapat menimbulkan perselisihan Iran dan Rusia, yang telah membentuk kemitraan pertahanan de facto selama beberapa bulan terakhir.

Belakangan, Iran memasok drone ke Rusia yang dipakai perang di Ukraina.

“Kebijakan ini mungkin memberikan tekanan yang lebih besar pada hubungan yang sedang berkembang antara Moskow dan Teheran,” ujar Lord.