Untuk Serang Israel Senjata Hamas yang Diduga Dipasok Iran-Suriah

Internasional257 views

Inionline.id – Sejak pekan lalu Milisi Palestina, Hamas, menjadi sorotan usai perang dengan pasukan Israel.

Hamas menyerang Israel dari darat, laut, dan udara. Pasukan Zionis itu lalu membalas serangan dengan besar-besaran.

Imbas perang tersebut, sebanyak 1.200 orang di Israel meninggal, dan 900 orang tewas di Gaza.

Hamas diduga menerima pasokan senjata dari sejumlah negara seperti Iran hingga Afghanistan.

Senjata-senjata itu disebut dikirim melalui sebuah terowongan yang ada di Gaza.

Terowongan ini dilaporkan digunakan untuk mengirim roket dari Suriah dan Iran ke Gaza. Senjata itu di antaranya Fajr-3, Fajr-5, dan roket M-302, seperti dikutip dari NDTV.

Fajr-3 merupakan roket yang memiliki jangkauan 43 kilometer dan ditemukan di gudang Hizbullah, kelompok milisi Lebanon yang bersekutu dengan Iran dan Suriah.

Sementara itu, Fajr-5 memiliki jangkauan 75 kilometer dengan 90 kilogram high explosive (HE) atau berdaya ledak tinggi.

Lalu, roket M-302 atau Khaibar-1 juga merupakan roket terarah jarak jauh yang disebut-sebut dipasok oleh Hizbullah.

Di gelombang pertama serangan ke Israel, Hamas mengerahkan lebih dari 5.000 roket dari Gaza. Banyak pihak meyakini roket-roket ini dipasok Iran. Namun, Hamas dan Iran membantah tuduhan tersebut.

Roket lain yang digunakan Hamas adalah Fateh-110, jenis senjata buatan Iran, yang mampu membawa hulu ledak dengan berat hingga 500 kg.

Hamas juga memiliki rudal anti-tank yang mirip dengan Stringer milik AS.

Pada 2021, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) juga sempat melaporkan bahwa Hamas menerima pelatihan, pendanaan, dan senjata dari Iran. Berdasarkan laporan tersebut, 70 persen total dana yang diterima Hamas diterima dari Iran.

Beberapa laporan juga menunjukkan Hamas menggunakan senjata buatan AS dalam serangan kali ini. Senjata ini dipasok Taliban Afghanistan.

Pengamat militer Michael Clarke mengatakan Hamas tak memiliki kendaraan lapis baja karena sejumlah alasan, termasuk bisa menjadi target Israel.

“Mereka beroperasi dari kendaraan utilitas seperti Land Rover Discovery dan memasang senjata di belakang, seperti senapan mesin berat kaliber 30,” kata Clarke dikutip SkyNews.

Kendaraan itu lebih mudah bergerak di medan perang dan digunakan untuk menimbulkan kehancuran.

Saat ditanya soal jumlah personel Hamas, Clarke mengira sekitar 100.000 orang. Namun, jika eskalasi konflik terjadi jumlah itu bertambah karena kelompok ini bisa memobilisasi massa.

“Jumlah mereka bisa bertambah menjadi 40.000 hingga 50.000 orang,” ujar Clarke.