Cara bagi Orangtua untuk Mengatasi ADHD yang Baru Tampak pada Usia Anak-anak

Kesehatan057 views

Inionline.id – ADHD merupakan kondisi yang ditunjukkan dengan perilaku hiperaktif, impulsif, serta ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau memperhatikan sesuatu. Perilaku ini bisa muncul di usia anak-anak dan bisa memengaruhi performa di sekolah, hubungan, serta fungsi tubuh sehari-hari.

Dilansir dari Verywell Mind, secara umum, bayi tidak akan didiagnosis dengan ADHD walau sudah tampak sejumlah tanda. Hal ini terjadi karena pada masa-masa awal kehidupan, bayi cenderung mengalami banyak perubahan.

Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah sebuah gangguan perkembangan saraf yang sangat umum terjadi pada anak. Biasanya gangguan ini mulai dapat dikenali pada masa kanak-kanak dan bisa berkembang hingga dewasa. Sayangnya, kondisi ini mungkin lebih sulit dikenali pada saat anak masih bayi.

Diagnosis terhadap ADHD sebenarnya cukup sulit dilakukan pada anak berusia di bawah empat tahun. Pasalnya, pada usia ini masih terdapat banyak perubahan dan perkembangan pada anak sehingga kondisi ini biasanya baru bisa dilihat ketika sudah muncul belakangan.

Walau diagnosis ADHD baru bisa dilakukan belakangan, namun penting bagi orangtua untuk mengetahui tanda dan gejala terjadinya ADHD pada anak. Konsultasi secara rutin dengan dokter anak bisa menjadi langkah awal yang penting dalam mendiagnosis dan menyadari saat terjadi kondisi ini.

Kondisi anak yang rewel, merepotkan, atau sulit diurus dan disertai perkembangan berbicara dan motorik yang lambat perlu menjadi perhatian orangtua jika terus terjadi sejak bayi. Biasanya diagnosis ADHD baru bisa dilakukan setelah usia empat tahun walau banyak yang baru didiagnosis dengan kondisi ini di usia sekolah dasar.

Diagnosis ADHD pada Anak

Diagnosis apakah seorang anak mengalami ADHD atau tidak hanya bisa dilakukan oleh dokter anak atau psikolog. Sejumlah kondisi yang biasanya membuat anak didiagnosis ADHD adalah ketika anak berusia 4 hingga 17 tahun dan menunjukkan 6 tanda atau gejala berdasar panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).

Tanda yang biasanya muncul pada anak ini adalah kondisi hiperaktif yang dia alami, perilaku impulsif yang dilakukan, serta sulit untuk memberi perhatian pada suatu hal. Terjadinya gejala ini setidaknya muncul dalam dua kondisi yaitu ketika di rumah, sekolah, atau selama melakukan aktivitas sosial.

Gejala ADHD ini biasanya berlangsung hingga lebih dari enam bulan pada anak. Hal lain yang juga penting diperhatikan adalah bahwa kondisi yang dialami ini menimbulkan gangguan yang signifikan pada kehidupan anak.

Penanganan ADHD pada Anak

Seorang balita bisa saja diduga atau dicurigai akan mengalami ADHD, walau begitu karena mereka belum didiagnosis, belum ada penanganan yang bisa dilakukan. Namun ketika seorang anak benar-benar sudah didiagnosis ADHD, sejumlah cara ini bisa dilakukan.

Bagi orangtua, penting untuk menciptakan lingkungan tinggal yang nyaman bagi anak. Selain itu, orangtua juga perlu membuat struktur sesuai dengan kebutuhan anak mereka.

Pastikan untuk memberikan pendidikan dan sekolah yang tepat bagi anak agar mereka tetap bisa memperoleh pendidikan yang memadai sembari mengatasi kondisi mereka. Hal terakhir yang penting dilakukan adalah konsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui apakah tetap dibutuhkan obat dalam mengatasi dan mengendalikan ADHD pada anak.