Biden Klaim Swedia akan Segera Bergabung dengan NATO

Internasional557 views

Inionline.id – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan Swedia bakal segera bergabung dengan Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO), setelah sekian lama menantikan restu Turki untuk memberikan akses ke negara Nordik tersebut.

Biden bicara demikian di sela-sela acara wisuda Akademi Angkatan Udara AS pada Kamis (1/6).

Dalam pidatonya, Biden menyebut NATO adalah aliansi yang lebih kuat meski Rusia berusaha keras memecahkan blok dengan invasinya ke Ukraina. Penguatan itu pun menurutnya didukung lebih lanjut oleh masuknya Finlandia ke aliansi dan segera, Swedia.

“Itu akan terjadi [Swedia], saya berjanji,” kata Biden seperti dikutip Reuters.

Kendati demikian, Biden tak merinci kapan Swedia akan benar-benar bergabung dengan NATO.

Pernyataan Biden ini terlontar beberapa hari setelah dia memberi isyarat akan menjalin kesepakatan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengatasi keengganan Ankara merestui Swedia masuk NATO.

Isyarat itu diberikan saat bertelepon dengan Erdogan untuk memberikan ucapan selamat atas kemenangannya di Pilpres Turki.

Biden mengatakan AS bersedia bicara lebih lanjut dengan Ankara soal akuisisi F-16, jet tempur yang selama ini diidam-idamkan Turki. Namun, Biden menuturkan bahwa ia juga ingin melihat Turki tak lagi keberatan dengan pencalonan Swedia menjadi anggota NATO.

“Saya berbicara dengan Erdogan. Saya mengucapkan selamat kepada Erdogan,” kata Biden pada Senin (29/5).

“Dia (Erdogan) masih ingin membicarakan soal F-16. Saya mengatakan padanya kami menginginkan kesepakatan dengan Swedia (masuk NATO), jadi mari kita selesaikan. Jadi kami akan kembali berkomunikasi satu sama lain,” ujarnya menambahkan kepada wartawan di Gedung Putih.

Meski begitu, rencana “barter” F-16 dengan restu Erdogan soal Swedia ini dibantah Gedung Putih. Washington tak mengakui bahwa Biden sedang mengejar kesepakatan dengan Ankara untuk mencabut penolakannya atas Swedia dengan imbalan F-16.

Sejak tahun lalu, Swedia dan Finlandia memproses keanggotaan NATO karena khawatir akan invasi Rusia ke Ukraina. Kedua negara Nordik itu sudah memproses sejumlah persyaratan. Namun, mereka masih terjegal oleh Turki dan Hungaria.

Syarat utama untuk menjadi anggota NATO sendiri yaitu harus disetujui oleh semua anggota blok.

Turki sejak awal ragu memberikan restu atas dalih kedua negara itu menjadi tempat persembunyian anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok yang masuk daftar teroris internasional. Namun pada akhirnya Turki memberikan lampu hijau untuk Finlandia.

Sementara itu, Swedia masih terganjal sejumlah isu, salah satunya pembakaran Al Quran oleh seorang politikus kontroversial, Rasmus Paludan.