IAS Langsung Tancap Gas Sosialisasikan Airlangga Capres Setelah Keluar dari Demokrat,

Politik157 views

Inionline.id – Ilham Arief Sirajuddin (IAS) memutuskan untuk bergabung dengan Partai Golkar. Dia kecewa dengan hasil Musda Demokrat Sulsel. Meskipun menang suara, namun tak dipilih sebagai ketua DPD Demokrat Sulsel.

Setelah berbaju Golkar, IAS mengaku siap memenangkan Airlangga Hartarto sebagai calon presiden dari partai beringin.

“Saya kebetulan adalah kader yang banyak turun ke daerah bertemu kerabat dan kader Golkar ke depan. Misi utama dari itu termasuk menyosialisasikan Bapak Airlangga Hartarto sebagai capres Golkar. Saya juga punya banyak kanal media sosial yang bisa saya gunakan untuk kepentingan itu,” kata IAS saat dihubungi wartawan, Rabu (1/6).

IAS menuturkan, sebagai orang baru di Golkar, ia mendukung penuh pencalonan Airlangga sebagai capres. Dia yakin keputusan tersebut sangat konstitusional di internal partai. Karena sudah melalui keputusan munas dan rapimnas.

“Itu lembaga keputusan tertinggi di internal. Jadi sebagai kader, kami taat dan akan menjalankan keputusan tersebut,” ujarnya.

Cawapres dari Timur

Terkait dengan siapa sosok cawapres yang cocok dengan Airlangga, IAS mengatakan, seperti penentuan capres Golkar yang melalui mekanisme, penentuan cawapres yang akan diusung Golkar juga tentu ada.

Dia melihat masih ada waktu yang cukup bagi Golkar untuk mengkaji dan menganalisis calon wapres terbaik.

“Ada beberapa figur yang cukup kuat. Jika dianggap pas, Airlangga Hartarto perlu melirik kader dari Timur,” tuturnya.

Ilham Arief Sirajuddin (IAS), resmi bergabung dengan Partai Golkar. Ia meninggalkan partai lamanya, Partai Demokrat, karena merasa tidak dihargai.

Pengukuhan IAS sebagai kader partai berlambang pohon beringin dilakukan langsung oleh Wakil Ketua DPP Golkar Nurdin Halid. Pengukuhan IAS menjadi kader Golkar dirangkaikan dengan halal bihalal yang digelar kader Golkar dan relawan Airlangga Hartarto, di Hotel Four Points by Sheraton, pada Minggu malam 29 Mei 2022.

Kata Demokrat

Deputi Bappilu DPP Demokrat Kamhar Lakumani berkomentar soal perpindahan IAS ke rumah lamanya, partai Golkar. Ia menghargai pilihan IAS, meskipun terkejut memilih keluar dari Demokrat.

“Merespon berpindah partainya Pak IAS dari Partai Demokrat ke Partai Golkar tentunya kami hormati. Meskipun kami terkejut dan menyayangkan namun ini adalah konsekuensi logis dari dinamika politik pasca Musda,” kata Kamhar, Selasa (31/5).

Kata dia, Demokrat berharap semua kader yang menjadi kontestan Musda bisa menerima tahapan hasil yang telah ditetapkan DPP Partai Demokrat sebagai satu kesatuan sebagaimana diatur pada AD/ART dan Peraturan Organisasi tentang Musda dan Muscab. Namun jika IAS punya pertimbangan lain dalam merespon ini, Demokrat menghormati.

Dia mengungkapkan, tak semua keputusan bisa diterima semua pihak dengan lapang dada. Hal Itu lazim terjadi pada semua organisasi, apalagi di partai politik. Namun, ia memastikan apa yang telah menjadi keputusan DPP Partai Demokrat telah melalui pertimbangan matang dan mendalam.

“Partai Demokrat sebenarnya telah mempersiapkan Pak IAS sebagai Calon Kepala Daerah di Sulawesi Selatan pada Pilkada mendatang, namun tentunya apa yang telah menjadi keputusan Pak IAS kita hormati,” ucapnya.

Terlepas dari itu, Demokrat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kiprah dan kontribusi nyata IAS. Atas perjuangannya, untuk pencapaian pada Partai Demokrat di Sulawesi Selatan selama ini.

“Kami juga mendoakan semoga beliau sukses ditempatnya yang baru,” tutup Kamhar.

Kata Golkar

Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, bahwa ia sudah mengenal IAS sejak lama. IAS merupakan kader Golkar asli, meski kala itu ia sempat hengkang karena dinamika politik yang terjadi.

“Saya udah mengenal IAS sejak lama. Karena Pak IAS itu kan memang kader Golkar asli. Pernah jadi ketua DPD Golkar Sulsel. Cuma karena dinamika politik saat itu berbeda. Perkembangannya tidak sesuai dengan apa yang menjadi prinsipnya pak IAS. Kemudian beliau pindah,” ungkapnya.

Soal permasalahan IAS dengan Demokrat, Doli enggan masuk lebih dalam. Dia hanya mengapresiasi IAS kini kembali ke beringin dan bisa menambah kekuatan partainya.

“Saya nggak tahu apa yang terjadi berikutnya di tempat yang lain. Tapi bagi kami siapapun, apalagi dia pernah jadi kader Golkar, ingin kembali dan memperkuat Golkar ya kami menerima dengan terbuka. Dan itu bagus saja untuk menambah kekuatan konsolidasi kami,” tuturnya.

Doli berharap, loyalis AIS dan siapapun itu bisa ikut bergabung ke Golkar. Partai beringin senang bila konsolidasi semakin kuat.

“Kita berharap itu tadi, sebanyak mungkin siapa saja apalagi dia memang dulu pernah jadi kader Golkar ingin kembali membangun kemudian melakukan konsolidasi Golkar, kami senang,” tandas Doli.