Saat Rayakan Idulfitri Pentingnya Membatasi Konsumsi Makanan Bersantan dan Berlemak

Kesehatan157 views

Inionline.id – Datangnya hari raya Idulfitri selalu identik dengan berbagai makanan berlemak dan bersantan. Hidangan seperti opor, rendang, dan berbagai makanan lain merupakan hidangan yang kerap menghiasi meja di kala Idulfitri.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam RA Adaninggar, ini adalah makanan tinggi lemak dan kalori yang perlu diwaspadai.

“Jadi tetap kalau kita ingin mengonsumsi ya kita harus tahu diri, apalagi bagi kita yang punya penyakit metabolik seperti diabetes, kolesterol, hipertensi, asam urat tinggi, ini yang harus ekstra hati-hati,” ujar dokter yang akrab disapa dr Ning beberapa waktu lalu.

Sedangkan, bagi masyarakat yang tidak memiliki penyakit metabolik, makan makanan tersebut diperbolehkan tapi untuk satu hari saja. Setelah hari raya, maka pola makan perlu kembali dijaga.

“Kalau satu hari saja kita agak hilang kontrol itu sebetulnya enggak masalah tapi hanya untuk satu hari. Artinya setelah itu kita harus kembali lagi dalam jalur.”

Ia menambahkan, seseorang tidak mungkin gemuk dan sakit hanya karena satu hari makan. Penyakit dan kegemukan akibat makanan merupakan tabungan jangka panjang.

“Jadi sebetulnya untuk teman-teman yang belum memiliki penyakit metabolik ingin menikmati hari raya dengan makanan-makanan seperti itu ya boleh satu hari tapi jangan berhari-hari. Kalau berhari-hari bisa lanjut ke penyakit. Kita harus komitmen lagi, kembali ke jalur yang benar.”

Bagi yang Memiliki Penyakit Metabolik

Sedangkan, bagi masyarakat yang memiliki penyakit metabolik, tetap harus menjaga makan.

“Apalagi pada saat hari raya itu kan jelas makanan-makanannya yang akan disajikan itu tinggi kalori, tinggi lemak, berminyak, tergantung penyakitnya. Jadi, bagi orang-orang yang sudah punya penyakit harus tetap di jalurnya.”

Misalnya, lanjut Ning, jika disajikan 5 jenis makanan, maka harus bisa mengerem. Pilih satu saja makanan yang sekiranya paling diinginkan dengan porsi secukupnya, jangan semuanya dimakan.

“Orang-orang yang sudah memiliki penyakit metabolik tetap harus mengendalikan diri sendiri, karena kalau enggak tentunya nanti bisa jadi tidak terkontrol penyakit-penyakitnya. Minum obatnya juga harus tetap terkontrol.”

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap bahwa obat bisa menyelesaikan masalah begitu saja sehingga nekat makan makanan tersebut.

“Jangan ‘ah enggak apa-apa makan saja, nanti kan minum obat’ nah ini salah karena sebetulnya obat itu hanya menurunkan angka, tapi proses di dalam tubuh itu tidak bisa segera berhenti. Makanya dibutuhkan pengendalian diri juga.”

Kolesterol dan Lemak Tetap Dibutuhkan

Ning menambahkan, sebetulnya setiap orang tetap membutuhkan kolesterol dan lemak.

“Sebetulnya kita membutuhkan kolesterol, kita juga membutuhkan lemak. Jadi bukan berarti kita harus menghindari sama sekali kolesterol dan lemak.”

Kolesterol dibutuhkan tubuh contohnya yang paling penting untuk pembentukan hormon. Steroid yang merupakan salah satu hormon yang berperan penting dalam tubuh sebetulnya dibuat dengan bahan kolesterol.

“Yang menyusun sel-sel tubuh kita, kandungan membrannya juga kolesterol. Sampai kolesterol itu kurang, tentunya integritas dari sel-sel tubuh kita juga enggak baik. Jadi sebetulnya kolesterol itu sangat dibutuhkan, lemak juga demikian.”

Dengan kata lain, kecukupan harian lemak dan kolesterol tetap harus tercukupi, tapi dengan jumlah yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan saja.

Di samping makanan, ada pula beragam minuman manis yang biasanya dihidangkan saat Lebaran. Untuk menyikapi hal ini, Ning juga menyarankan hal yang sama, yakni boleh tapi satu hari saja bagi yang belum memiliki penyakit metabolik. Sedangkan, bagi yang sudah punya penyakit maka perlu mengontrol konsumsinya.