Soal Serangan di Al-Aqsa dan Gaza Erdogan Kecewa Berat dengan Presiden Israel

Internasional057 views

Inionline.id – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan dirinya sangat kecewa dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Erdogan kecewa berat karena banyak orang Palestina yang terluka bahkan terbunuh di Tepi Barat dan kompleks Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan.

Rabu (20/4/2022), Erdogan dan Herzog berbincang-bincang melalui sambungan telepon. Mereka membahas soal kelompok radikal dan kepolisian Israel yang melakukan penyerangan.

Erdogan mengatakan serangan di Masjid Al-Aqsa melebar ke Jalur Gaza. Dia menyampaikan kekecewaannya kepada Herzog.

“Serangan oleh kelompok-kelompok fanatik di Al-Aqsa dalam beberapa hari terakhir dan kekerasan yang menyebar ke Gaza juga mengecewakan,” ujar Erdogan kepada Herzog.

“Perlunya tidak membiarkan provokasi dan ancaman terhadap status dan spiritualitas Masjid Al-Aqsa selama masa sensitif ini,” sambungnya.

Sebelumnya, serangan kepolisian Israel terhadap demonstran Palestina yang membarikade diri di dalam Masjid al-Aqsa turut memicu respons dari jiran Arab. Yordania dan Mesir, yang selama ini saling mengkoordinasikan situasi keamanan dengan Israel, mengecam serangan terhadap al-Aqsa dan memanggil duta besarnya sebagai protes.

Perkembangan di Yerusalem ikut dibahas antara Raja Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. Keduanya menyepakati “pentingnya untuk menghentikan semua langkah ilegal dan provokatif oleh Israel,” di Haram al-Sharif.

Sementara itu, sebuah roket dikabarkan meluncur dari Jalur Gaza ke selatan Israel pada Senin (18/4) malam. Roket meledak di udara usai ditangkal rudal anti serangan udara Israel.

Sebagai aksi balasan, sejumlah jet tempur membombardir “situs pembuatan senjata” milik Hamas di selatan Gaza, pada Selasa (19/4) dini hari, kata militer di markasnya di Tel Aviv. Hingga kini, tidak satu pun kelompok bersenjata Palestina mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut.

Insiden di Gaza melengkapi Ramadan penuh kekerasan bagi warga Palestina, menyusul eskalasi antara demonstran dan kepolisian Israel di Haram al-Sharif. Setahun silam, eskalasi serupa memicu perang selama 11 hari di Gaza.