Kasus Obesitas Bisa Ditangani Dengan Bedah Bariatrik

Kesehatan457 views

Inionline.id – Tidak sedikit masyarakat yang memiliki masalah dengan kegemukan atau obesitas karena gaya hidup kurang sehat. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan penduduk dewasa di Indonesia berusia di atas 18 tahun yang mengalami obesitas adalah sebesar 21,8 persen.

Salah satu penanganan kasus obesitas dapat dilakukan dengan cara bedah bariatrik. Hal itu seperti yang dikatakan Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp. B-KBD, dokter spesialis bedah konsultan bedah digestif RS Pondok Indah, Pondok Indah.

“Tindakan ini dapat dilakukan apabila pasien sudah dikategorikan sebagai obesitas morbid dan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi,” katanya.

Bedah bariatrik yang paling sering dilakukan adalah sleeve gastrectomy, bypass lambung, dan ikat lambung. Ketiga tindakan ini sama-sama memiliki hasil akhir penurunan berat badan akibat berubahnya bentuk organ pencernaan pasien sehingga memengaruhi pola makan dan penyerapan makanan di dalam tubuh.

1. Sleeve gastrectomy merupakan tindakan pemotongan lambung pasien kurang lebih sebanyak 85 persen sehingga didapatkan ukuran lambung yang lebih kecil.

2. Bypass lambung merupakan tindakan penggabungan bagian atas lambung dengan usus kecil sehingga makanan tidak lagi melewati lambung dan tidak banyak kalori makanan yang diserap.

3. Ikat lambung merupakan tindakan pemasangan karet pengikat pada lambung yang bersifat adjustable sehingga pasien dapat menentukan berapa banyak porsi makanan yang ingin dikonsumsi.

Diet dan Konsultasi Sebelum Bedah

Sebelum melakukan tindakan, pemeriksaan awal akan dilakukan dengan teknologi skrining melalui pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan jantung, dan USG dengan teropong (endoskopi) untuk melihat kondisi lambung.

Pemeriksaan tersebut akan menentukan layak tidaknya seseorang menjalani prosedur bariatrik dan juga menjadi faktor penentu tindakan bedah bariatrik apa yang sesuai untuk dilakukan.

Pasien juga dihimbau untuk menjalani diet rendah kalori selama sekitar sepuluh hari sebelum tindakan, manfaatnya adalah untuk mengecilkan organ hati yang letaknya terkadang menutupi pandangan daerah bedah.

Pasien pun diwajibkan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik dan dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik, dan diabetes pada saat sebelum dan sesudah tindakan bariatrik.

“Bagi pasien obesitas morbid yang membutuhkan penurunan berat badan secara ekstrim, bedah bariatrik memiliki berbagai kelebihan, salah satunya dapat menurunkan berat badan dengan lebih cepat dan relatif menetap. Dengan menggunakan minimal invasive laparoscopy, pasien pun akan merasakan nyeri yang lebih minimal, juga risiko komplikasi tindakan yang lebih rendah, sehingga masa rawat inap di rumah sakit akan lebih singkat,” lanjut dr. Peter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *