Senjata Canggih Yang Dikirim Australia Ke Arab Saudi

Internasional157 views

inionline.id – Australia Dipercayai dengan senjata-senjata canggih ke Arab Saudi yang dituduh terlibat dalam kejahatan perang di Yaman. Perusahaan senjata di Canberra bahkan mendapat dana jutaan dolar dari pemerintah untuk membeli persenjataan tersebut.

Selain bantuan dana 36 juta dolar, Menteri Pertahanan Christopher Pyne juga sudah melobi Pemerintah Arab Saudi untuk kepentingan perusahaan pertahanan Australia, Electro Optics Systems (EOS).

“Christopher Pyne, MPO negara lain, bersama saya untuk menjadi Jaminan, Australia, merupakan mitra dan pemasok, mempercayai sekutu-sekutunya,” kata CEO EOS Ben Greene dalam sebuah persetujuan.

Remote Weapons System atau RWS yang mendukung EOS adalah platform yang mendukung meriam, rudal peluncur mesin dan juga yang dapat dipasang pada kendaraan militer atau kapal perang.

Sistem ini dapat digunakan secara aman dari jarak jauh oleh prajurit yang ada di sana.

Dokumen perusahaan senjata yang dilihat ABC menunjukkan Pemerintah Australia membantu perusahaan ini menjual sistem persenjataan ke Arab Saudi.

Hal ini terungkap di tengah-tengah negara seperti AS dan Inggris untuk menghentikan dukungan militer ke Arab Saudi.

Koalisi pimpinan Arab Saudi dituduh melakukan serangan militer membabi-buta yang menyebabkan pembunuhannya berhasil di bedosa di Yaman.

Direktur Human Rights Watch Australia, Elaine Pearson, meminta pemerintah untuk membuka tentang penjualan senjata ini.

“Kita ingin menyetujui tentang senjata apa yang dipasok ke Arab Saudi, bagaimana kita menggunakan persenjataan yang tidak digunakan di Yaman,” katanya.

ABC melihat notulen rapat EOS tentang penandatanganan Letter of Intent (LOI) untuk penjualan 500 unit sistem senjata jarak jauh untuk Kementerian Dalam Negeri (MOI) Arab Saudi.

Notulen ini meminta perusahaan untuk memasok 20 unit sistem RWS ke Arab Saudi pada tahun itu.

Seorang bocah Yaman, Buthaina Muhammad Mansour, coba diselamatkan dari serangan udara Arab Saudi yang menewaskan kebebasan orangutan di tahun 2017. (Reuters: Khaled Abdullah)

EOS sendiri memiliki perjanjian bisnis dengan pabrikan senjata AS Orbital ATK untuk menyalurkan sistem RWS ke Arab Saudi.

Ben Greene menyatakan mereka memasok sistem persenjataan ini ke “AS”, bukan ke Arab Saudi, namun menolak menjawab apakah pengguna akhir senjata itu adalah Arab Saudi.

“Karena kamu menyinggung MOI, perlu dibahas karena mandat MOI hanya sampai di perbatasan negara itu, jadi beresolusi tinggi akan ada senjata yang dipasok ke MOI oleh siapa pun akan dikerahkan ke Yaman,” katanya.

Sepengetahuannya, katanya, tidak ada senjata produksi EOS yang berakhir di Yaman.

“EOS tidak terlibat di Yaman, tidak ada peralatan di Yaman, dan kami tidak memiliki pengguna akhir peralatan EOS yang dikeluarkan diterjunkan ke Yaman,” katanya.

Notulen itu juga mengutip EOS menerima dana dari PIC di tahun 2017. PIC diterbitkan pada program yang pernah dijalankan Dephan bernama Program Inovasi Kemampuan Industri Prioritas (PICIP).

Dokumen PICIP dari pemerintah membantu 33 juta dolar ke EOS antara 2013 dan 2016 untuk sistem RWS.

Tahun lalu, lembaga perkreditan ekspor pemerintah juga membantu 33 juta dolar ke EOS.

Siapakah EOS ? EOS adalah perusahaan teknologi pertahanan dan ruang angkasa Australia yang berambisi menjadi yang terdepan dalam sistem senjata jarak jauh generasi baru.

Perusahaan ini sudah lama mengembangkan Remote Weapons System atau RWS bersama militer AS dan Australia.

Sistem semacam RWS merupakan kumpulan sensor, kamera, dan laser yang dipasang di sekitar meriam kecil, senapan mesin berat, peluncur rudal, atau kombinasi ketiganya.

Itu semua dipasang di atas putaran yang bisa dipasang di atap truk militer atau dek kapal perang dan ditembakkan saat penggunanya aman di dalam kendaraan.

Senjata ini bisa menemukan target beberapa kilometer jauhnya dan begitu target telah ditemukan, bisa mengunci targetnya untuk ditembak.

Pada Januari lalu, EOS mengumumkan kontrak 410 juta dolar untuk memasok sistem RWS ini ke “pelanggan luar negeri”.

Pemerintah Australia maupun EOS menolak menyebutkan siapa pelanggan tersebut dengan dalih kepentingan nasional Australia dan rahasia perusahaan.

Pada Desember lalu, ABC melaporkan pelanggan itu adalah Uni Emirat Arab.

Saat itu EOS mengatakan peralatannya “tak terlibat di Yaman” dan bukan pemegang lisensi ekspor yang boleh mengekspor persenjataan ke UAE.

Namun, dua hari lalu Angkatan Bersenjata UEA mengkonfirmasi pihaknya sebagai pelanggan dimaksud.

EOS kemudian merilis pernyataan yang mengkonfirmasi bahwa mereka memang menjualnya ke UEA dengan nilai 450 juta dolar.

“Pengumuman ini mengkonfirmasi EOS sebagai penyedia terbesar sistem senjata jarak jauh,” kata Dr Greene dalam pernyataannya.

Ekspor pertahanan Australia ke Arab Saudi dan UEA kemungkinan terkait dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan penjualan senjata dalam dekade mendatang.

Australia akan mengucurkan 200 juta dolar hingga tahun 2028 untuk jadi eksportir senjata terbesar ke-10 di dunia. Saat ini Australia berada di peringkat 20.

Strateginya yaitu menjadikan Timur Tengah sebagai prioritas ekspor pertahanan mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *