Meski Dihantui Ledakan Bom, Pemilu Pakistan Digelar Sesuai Jadwal

Internasional857 views

Inionline.id – Jutaan warga Pakistan pada Kamis memberikan suaranya dalam pemilu yang diselenggarakan pada Kamis (8/2).

Pemilu ini tetap dijalankan sesuai jadwal setelah diwarnai kekerasan yang telah menewaskan puluhan orang, tuduhan kecurangan sebelum pemilu, dan pemenjaraan politisi paling populer di negara itu, Imran Khan.

Berbagai lembaga jajak pendapat memperkirakan jumlah pemilih dari 128 juta pemilih yang memenuhi syarat di negara itu bakal rendah. Hal ini terjadi menyusul kampanye pemilu yang lesu dan dibayangi oleh tertatih-tatihnya partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin Khan.

Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) diperkirakan akan memenangkan kursi terbanyak dalam pemungutan suara hari Kamis, dan para analis mengatakan pendirinya yang berusia 74 tahun, Nawaz Sharif, telah mendapat restu dari para jenderal.

Semalam sebelumnya, Pemilu ini dibayangi dengan ledakan bom. Setidaknya 28 orang tewas dan lebih dari 30 orang terluka akibat dua ledakan bom di luar kantor kandidat di Pakistan barat daya, dalam serangan yang diklaim beberapa jam kemudian oleh kelompok ISIS.

Namun pihak berwenang menegaskan kekerasan tidak akan mengganggu jalannya pemungutan suara.

“Setiap upaya untuk menyabotase situasi perdamaian dan keamanan akan digagalkan,” kata perdana menteri sementara Anwaar-ul-Haq Kakar setelah ledakan tersebut.

Kementerian luar negeri mengatakan perbatasan darat dengan negara tetangga Iran dan Afghanistan akan ditutup untuk semua lalu lintas pada hari Kamis sebagai tindakan keamanan.

Sebanyak 90 ribu tempat pemungutan suara di negara itu dibuka mulai pukul 08.00 waktu setempat hingga pukul 17.00, dengan lebih dari 650 ribu personel tentara, paramiliter, dan polisi menjaga keamanan.

Angka pemilu ini sangat mencengangkan di negara yang memiliki senjata nuklir dan berpenduduk 240 juta jiwa – yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar kelima di dunia.

Hampir 18 ribu kandidat mencalonkan diri untuk mendapatkan kursi di dewan nasional dan empat dewan di tingkat provinsi, dengan 266 kursi diperebutkan secara langsung di dewan perwakilan rakyat, 70 kursi tambahan diperuntukkan bagi perempuan dan kelompok minoritas, dan 749 kursi di parlemen daerah.