Bakal Beri Sanksi Baru ke Rusia, Negara G7 Janji Terus Dukung Ukraina

Internasional957 views

Inionline.id – Negara-negara G7 berjanji untuk terus mendukung Ukraina melawan Rusia saat menggelar pertemuan virtual tepat di perayaan dua tahun perang kedua negara tersebut.

“Saat Ukraina memasuki tahun ketiga perang tanpa henti ini, pemerintahnya dan rakyatnya dapat mengandalkan dukungan G7 selama diperlukan,” kata para pemipin G7 dalam sebuah pernyataan, Sabtu (24/2).

Selain mendeklarasikan perjanjian itu, negara-negara G7 itu juga mengatakan akan memberikan sanksi baru terhadap Rusia. Mereka akan menargetkan sumber pendapatan Rusia lewat sanksi tersebut.

“Kami akan terus meningkatkan biaya perang Rusia, menurunkan sumber pendapatan Rusia, dan menghambat upaya Rusia membangun mesin perangnya,” ujar mereka.

Pertemuan G7 diselenggarakan dan dihadiri langsung oleh oleh Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni di Kiev, Ukraina. Meloni saat ini menjabat sebagai presiden G7.

Ini pertama kalinya pertemuan G7 diselenggarakan di bawah kepresidenan Italia. Meloni bahkan hadir di Kiev setelah terbang ke Polandia, lalu dilanjutkan dengan kereta ke ibu kota Ukraina itu.

“Italia, Eropa, dan Barat harus terus mendukung Kiev karena membela Ukraina berarti mencegah perang, melindungi kepentingan nasional kita, dan mencegah tatanan internasional berdasarkan aturan agar tidak runtuh,” jelas Meloni soal kehadirannya.

Dia juga menandatangani perjanjian pertahanan selama 10 tahun dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang juga menghadiri pertemuan itu.

“Pesan yang ingin saya sampaikan kepada seluruh rakyat Ukraina adalah mereka tidak sendirian,” kata Meloni.

Selain keduanya, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen turut hadir.

Sedangkan, pemimpin negara lainnya, yaitu Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat, mengikuti pertemuan tersebut lewat video.

Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022. Kini, Ukraina memperingati momentum dua tahunan perang ini dengan mengunjungi para pemimpin negara-negara Barat.

Bantuan persenjataan dari Barat memang berkurang, sementara Rusia dinilai semakin berani dengan berbagai kemajuan baru.

Perang dua negara ini disebabkan oleh keyakinan Moskow memercayai NATO bakal merekrut Ukraina.

Putin menyebut ekspansi NATO sebagai ancaman. Selain itu prospek Ukraina yang akan bergabung dengan blok tersebut juga dinilai mengancam eksistensi negaranya.

Putin terus menegaskan Ukraina dan Belarus bagian dari Rusia secara budaya dan sejarah. Dia bahkan memegang kendali besar atas Belarus dan terus melakukan pembicaraan soal reunifikasi yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.