Dorong Pemilu Damai dan Gembira, PAN Tolak Politik SARA

Politik857 views

Inionline.id – Zulkifli Hasan (Zulhas) Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), menegaskan bahwa partainya menolak politik SARA yang berpotensi memecah belah persatuan Indonesia. Ia juga mendorong agar Pemilu 2024 berlangsung damai dan menggembirakan.

Hal itu dia sampaikan saat menghadiri acara Konsolidasi Partai Amanat Nasional Nusa Tenggara Barat (NTB) di Lombok, Sabtu (9/12).

“Kita (PAN) mengembangkan politik yang bergembira. Politik yang harmonis, menyejukkan, serta saling menghormati satu dengan yang lain,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (10/12).

Pada kesempatan tersebut, ia pun meminta kader PAN Lombok untuk berpolitik santun tanpa menghina pendukung capres dan cawapres lain. Hal itu bertujuan agar terciptanya kerukunan dan kedamaian di masa pemilu ini.

Menurut Zulhas, Pemilu merupakan kompetisi yang seharusnya dijalankan dengan semangat berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga perlu dilaksanakan dengan damai dan gembira. Ia juga menekankan agar para kader PAN menghindari tindakan saling menghina yang dapat menghambat produktivitas.

“PAN menentang politik sara, politik kebencian, menentang politik adu domba, menentang politik hasut menghasut,” tegasnya.

Dia pun meminta agar seluruh kader memenangkan partai serta mendukung Prabowo-Gibran tanpa menjelekkan capres-cawapres lainnya.

Ia mengingatkan para kader untuk tetap menghormati pilihan capres-cawapres lain, meskipun mereka memiliki capres dan cawapres sendiri. Meskipun begitu, ia juga meminta para kader agar tetap memenangkan capres dan cawapres dari PAN.

“Kita hormati, kita hargai teman-teman dari partai lain, jangan menjelek-jelekkan, tapi kita harus tetap memenangkan partai kita,” imbau dia.

Zulhas menekankan pentingnya menciptakan pemilu yang damai dan menggembirakan. Ia pun mengungkapkan harapannya untuk Indonesia yang maju dan dapat melanjutkan pembangunan yang telah digagas untuk kebaikan bersama.

Menteri Perdagangan ini meyakini itu hanya bisa terjadi jika Indonesia bisa kompak dalam bingkai persatuan sehingga bisa menjadi negeri yang maju, berdaulat, adil dan makmur.

Menurutnya, jika Indonesia bersatu dan berdaulat, bangsa ini akan memiliki waktu yang cukup untuk menjadi negara yang maju.

“Itulah tugas kita. Sehingga apa yang dicita-citakan oleh republik ini adil bagi seluruh rakyat Indonesia itu bisa tercapai,” pungkasnya.