Muslim Dilarang Masuk, Polisi Israel Tutup Masjid Al Aqsa

Internasional257 views

Inionline.id – Polisi Israel menutup Masjid Al Aqsa di kota tua Yerusalem dan mencegah Muslim memasuki situs suci tersebut, Selasa (24/10).

Departemen Wakaf Islam, organisasi Islam yang ditunjuk Yordania mengelola kompleks, melaporkan bahwa polisi Israel secara tiba-tiba menutup semua gerbang yang mengarah ke kompleks Al Aqsa dan melarang semua umat Islam masuk.

Menurut departemen itu, otoritas Negeri Zionis sudah memperketat pintu masuk masjid sejak pagi. Saat itu otoritas sempat mengizinkan orang lanjut usia memasuki kawasan tersebut.

Namun, aturan itu tak lama berubah. Polisi Israel kini melarang semua Muslim dari segala usia memasuki situs paling suci ketiga Islam itu.

Sementara itu, di tengah larangan masuk bagi umat Islam, polisi justru mengizinkan orang Yahudi memasuki kompleks di pagi hari untuk berjalan-jalan dan melakukan ibadah secara bebas yang jelas melanggar status quo.

Di bawah aturan status quo, hanya Muslim yang boleh beribadah di sana. Non-Muslim boleh ke Al Aqsa namun hanya bisa mengunjungi saja.

Beberapa orang Yahudi sendiri seringkali berdoa di sana meskipun ada aturan tersebut.

Padahal, menurut hukum Yahudi, memasuki bagian mana pun dari kompleks Masjid Al Aqsa atau yang juga dikenal Temple Mount tidak boleh karena sifat suci situs tersebut, demikian dilaporkan Wafa.

Ini merupakan langkah tak biasa yang terjadi di tengah ketegangan antara Israel dan Hamas Palestina baru-baru inii.

Israel dan Hamas berperang setelah milisi Palestina itu menyerang kota-kota Israel pada 7 Oktober lalu. Lebih dari 6.000 orang tewas di kedua belah pihak.

Kompleks Al Aqsa sendiri merupakan situs suci ketiga dalam Islam dan situs paling suci dalam Yudaisme yang menjadi titik nyala perselisihan antara Israel dan Palestina.

Awal bulan ini, ratusan warga Israel memaksa masuk ke kompleks untuk memperingati hari kelima Sukkot, hari libur Yahudi selama seminggu.

Diberitakan Al Arabiya, negara-negara di Timur Tengah termasuk Mesir, Yaman, Yordania, dan negara-negara Teluk secara rutin mengeluarkan kecaman atas berbagai kekerasan oleh ekstremis Israel di kompleks itu.