Mulai 2040 NASA Mau Bikin Rumah Buat Manusia di Bulan

Iptek557 views

Inionline.id – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap proyek ambisius mereka dengan bertekad membangun rumah di Bulan pada Tahun 2040. Seperti apa rencananya?

Angan manusia tinggal di Bulan sepertinya sebentar lagi terwujud. Pasalnya, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana membangun pemukiman di Bulan pada tahun 2040.

Poryek NASA membuat rumah di Bulan ini terungkap setelah badan antariksa itu memberikan kontrak senilai hampir US$60 juta kepada perusahaan teknologi konstruksi bernama ICON. Perusahaan itu akan membantu NASA membangun rumah yang layak huni di satu-satunya satelit alami Bumi, bukan hanya untuk astronaut, tapi juga warga sipil.

Mengutip Mashable, rencana untuk struktur tersebut masih dalam tahap awal, tetapi laporan telah mengungkapkan bahwa struktur tersebut akan dibangun dengan cara 3D-printing, menggunakan printer raksasa yang diluncurkan ke Bulan. Proyek ini disebut akan menggunakan beton Bulan yang terbuat dari bebatuan, mineral, dan debu Bulan untuk membuat lapisan-lapisan yang pada akhirnya akan membentuk rumah.

Selain itu, NASA telah berkonsultasi dengan universitas dan perusahaan swasta lainnya untuk menyediakan perlengkapan seperti pintu, jendela, ubin, furnitur, dan komponen serupa lainnya untuk rumah.

Cetak biru

ICON telah membangun bangunan menggunakan pencetakan 3D melalui sistem Vulcan, yang menggunakan filamen yang terbuat dari semen, pasir, dan air untuk membuat komponen struktural secara terpisah. Komponen-komponen ini, seperti dinding dan atap, kemudian disatukan di kemudian hari.

Sejauh ini, sistem tersebut mampu menghasilkan struktur hanya dalam waktu 48 jam, seperti dicontohkan melalui lebih dari 100 rumah yang telah dibangun di Austin, Texas dengan menggunakan metode ini.

Namun, untuk rumah di Bulan, semuanya tidak akan sesederhana membangun struktur di Bumi. ICON menyatakan pentingnya memberikan perlindungan terhadap hal-hal seperti radiasi dan mikrometeorit.

Dan kemudian ada juga seluruh proses NASA yang harus merancang cara yang sangat mudah untuk membawa printer 3D ke Bulan.

Sebagai contoh, badan antariksa ini harus menyiapkan landasan pendaratan untuk roket yang membawa peralatan, kemudian harus diposisikan jauh dari habitat karena banyaknya debu dan puing-puing bertebaran selama pendaratan dan lepas landas.

Printer itu sendiri juga harus mampu bertahan dalam kondisi vakum di bulan dan tingkat radiasi ruang angkasa.

“Untuk mengubah paradigma eksplorasi ruang angkasa dari ‘di sana dan kembali lagi’ menjadi ‘di sana untuk tinggal’, kita akan membutuhkan sistem yang kuat, tangguh, dan berkemampuan luas yang dapat menggunakan sumber daya lokal di bulan dan benda-benda planet lainnya,” kata Jason Ballard, salah satu pendiri dan CEO ICON.

Proyek ini bisa jadi satu langkah dari gambaran yang lebih besar untuk menampung manusia di Mars di masa depan, dengan tujuan akhirnya adalah untuk mendirikan basis operasi bagi para astronot dan penjelajah ruang angkasa lainnya yang mungkin ingin tinggal dalam jangka waktu yang lama di planet ini.

Raymond Clinton, wakil direktur kantor sains dan teknologi di Marshall Space Flight Center NASA, mengatakan bahwa ia tidak melihat warga sipil Amerika (dan dengan asumsi, seluruh umat manusia) hidup di bulan, tapi ia sangat berharap hal ini bisa terwujud untuk generasi berikutnya.