Gegara Bom, Pakistan Usir 1,7 Juta Pengungsi Afghanistan

Internasional157 views

Inionline.id – Pakistan memerintahkan seluruh imigran ilegal mencakup 1,7 juta pengungsi Afghanistan untuk angkat kaki usai serangkaian bom bunuh diri terjadi di negara Asia Selatan ini.

Menteri Dalam Negeri Pakistan, Sarfraz Bugti, menuding warga Afghanistan terlibat dalam 14 dari 24 insiden bom bunuh diri di negara tersebut sejak Januari.

“Semua sepakat bahwa kami diserang dari dalam Afghanistan dan warga negara Afghanistan terlibat dalam serangan terhadap kami. Kami punya bukti,” ujar Bugti, dikutip Reuters, Selasa (3/10).

Islamabad telah menerima gelombang pengungsi Afghanistan terbesar sejak invasi Soviet ke Kabul pada 1979. Pengungsi lalu bertambah usai muncul perang saudara, pendudukan militer Amerika Serikat, hingga saat Taliban menguasai Afghanistan.

Lebih lanjut, Bugti menerangkan menerangkan sekitar 1,73 juta warga Afghanistan di Pakistan tak punya dokumen resmi untuk tinggal.

Namun, menurut catatan PBB sekitar 1,3 juta warga Afghanistan merupakan pengungsi terdaftar di Pakistan. Sementara itu, 880.000 lainnya memiliki status hukum untuk tetap tinggal.

Kini, total pengungsi Afghanistan di Pakistan mencapai 4,4 juta jiwa.

Bugti juga mengumumkan tenggat waktu agar para pengungsi Afghanistan segera pergi.

“Kami memberi batas waktu 1 November,” kata Bugti.

Menanggapi pengusiran ini, pemerintah interim Afghanistan, Taliban buka suara.

“Sikap Pakistan terhadap pengungsi Afghanistan tak bisa diterima,” tulis juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid di situs media sosial X.

Pengungsi Afghanistan, lanjut dia, tak terlibat dalam masalah keamanan Pakistan.

“Selama mereka meninggalkan Pakistan secara sukarela, negara tersebut harus menoleransi,” ujar Mujahid.

Juru bicara Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan versi Taliban, Abdul Muthalib Haqqani, menolak klaim Pakistan.

“Kami menyangkal semua klaim ini karena warga Afghanistan bermigrasi ke negara lain demi keselamatan dan keamanan mereka,” kata Haqqani.

Haqqani menilai jika seseorang bermigrasi ke negara lain demi keselamatan, mereka akan mencari tempat yang lebih aman. Artinya, orang-orang tersebut tak mungkin menciptakan lingkungan yang tak aman.