Warga Diminta Kurangi Aktivitas di Luar, Kabut Asap Selimuti Jambi

Antar Daerah157 views

Inionline.id – Tentang antisipasi kualitas udara yang memburuk di Provinsi Jambi Gubernur Jambi Al Haris mengeluarkan Surat Edaran Nomor 1377/SE/DLH-3/2023. Salah satu poin isinya mengimbau masyarakat setempat mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak penting.

“Tugas kami sebagai satgas adalah mengatasi kebakaran lahan supaya tidak meluas, termasuk kami sudah menerbitkan surat edaran,” kata Al Haris usai mendampingi Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang memantau kesiapan penanganan kebakaran hutan dan lahan, Kamis (7/9).

Poin kedua dari surat edaran gubernur isinya mengimbau masyarakat menggunakan masker jika harus beraktivitas di luar rumah guna mengurangi dampak gangguan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Poin terakhir isi surat edaran, Gubernur Al Haris menyatakan jika asap akibat karhutla semakin pekat dan kondisi ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) menunjukkan level tidak sehat, para bupati/wali kota dan pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemprov Jambi dapat mengambil langkah diperlukan untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan, termasuk kemungkinan meliburkan anak sekolah.

Al Haris menjelaskan, di Provinsi Jambi luas lahan terbakar sekitar 501 hektare.

“Penyebab kebakaran lahan ini adalah karena angin yang bertiup dari arah selatan menuju Jambi. Kita juga menyiapkan water bombing yang digunakan untuk memadamkan api,” kata Al Haris.

Sementara itu, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam keterangannya memuji langkah Gubernur Jambi Al Haris bersama Satgas Karhutla yang terlihat sangat kompak dalam mengatasi kebakaran lahan.

“Alhamdulillah, saya melihat Provinsi Jambi di bawah komando Gubernur Al Haris ini terlihat sangat kompak dan bersinergi dalam mengatasi kebakaran lahan sehingga ini bisa diantisipasi lebih awal,” kata Dudung.

Ia juga mengatakan bahwa dirinya bersama gubernur, Pangdam Sriwijaya, Kapolda Jambi, Danrem, dan Komisi I DPR RI turun langsung meninjau lokasi kebakaran lahan.

“Alhamdulillah, Jambi masih sangat baik dan saya juga berkoordinasi terkait peralatan yang ada. Saya sudah koordinasi dengan gubernur dan gubernur akan mendukung secara langsung peralatan, baik untuk Babinsa dan kepolisian. Semuanya akan dievaluasi, di mana kekurangannya nanti akan didukung,” tambah Dudung.

Sementara, kualitas udara di Kota Jambi sempat membaik pada Kamis (7/9). Tidak seperti beberapa hari sebelumnya yang mana udara di Jambi terukur tidak sehat khusus bagi kelompok sensitif.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Jambi, Ibnu Sulistyono mengatakan indeks kualitas udara hari dalam kondisi sedang karena sempat terjadi hujan di beberapa titik wilayah Jambi.

“Ya, karena ada hujan yang mengurangi polutan Provinsi Jambi. Satu hari ini. Untuk membaiknya kondisi udara di Jambi karena sebagian wilayah Jambi pada kemarin sampai tadi pagi, ada yang diguyur hujan,” ujarnya.

Kondisi ini diperkirakan berlangsung selama beberapa hari ke depan karena ditemukan potensi hujan. “Ada tutupan awan. Dan ini mudah-mudahan bertahan 2 sampai 3 hari ke depan,” kata Ibnu.

Tidak hanya itu, jarak pandang atau visibilty di Provinsi Jambi pun dalam garis aman, mulai dari 4.000 hingga 10.000 meter. Tentu aman untuk aktivitas berkendara.

Lalu, titik panas yang ditemukan hari ini hanya satu. Sedangkan sejak Januari sampai tanggal 7 September 2023, ditemukan 1.347 titik panas yang tersebar di wilayah Provinsi Jambi.

“Yang besar memang masih tinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Sarolangun, dan Merangin. Disusul Kabupaten Tebo dan Batanghari. Jadi, lima wilayah ini yang masih menyimpan titik panas,” ujarnya.

Walau kondisi udara membaik hari ini, Ibnu mengingatkan pemerintah dan masyarakat tetap waspada. Sebab pada bulan September 2023 merupakan puncak musim kemarau. Terdapat potensi karhutla dan datangnya kabut asap yang mengancam kesehatan.

“Kami memprediksi di bulan September ini masih musim kemarau, jadi masih harus diwaspadai adanya titik panas yang mengakibatkan kebakaran hutan-lahan dan mengakibatkan kabut asap pada September 2023,” ujarnya.

Ia pun mengimbau pemerintah dan masyarakat terus menerus memantau data yang dimuat BMKG agar bisa mengantisipasi. Masyarakat pun diimbaunya mengenakan masker dan mulai menghemat air.

“Kondisi udara di Jambi kurang sehat. Sehingga masyarakat sudah seharusnya mulai memakai masker. Dan menghadapi puncak kemarau, masyarakat sudah mesti menghemat air,” tuturnya.