TikTok Kembali Bantah Soal Project S Setelah Disindir Jokowi

Iptek957 views

Inionline.id – Perwakilan TikTok di Indonesia kembali melontarkan bantahan soal tudingan Project S yang belakangan menjadi sorotan karena dikhawatirkan mengancam para Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dalam negeri.

Hal itu terungkap dalam pertemuan antara CNNIndonesia.com dengan salah satu staf TikTok Indonesia yang enggan disebutkan namanya, di bilangan Jakarta Pusat pada Kamis (21/9).

Saat ditanya mengenai Project S, perwakilan TikTok mengatakan, inisiatif e-commerce yang juga dikenal dengan nama Global Selling Programme, saat ini tidak ada di Indonesia.

Tak ada penjelasan lebih mendalam mengenai Project S itu. Sumber juga enggan dikutip pernyataanya kendati berbicara panjang dengan wartawan.

Sebelumnya, TikTok Shop, platform perdagangan online milik ByteDance dari China, diklaim tengah menggarap Project S yang bisa memata-matai kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia.

Data tersebut jadi patokan para produsen China membuat barang-barang kesukaan orang Indonesia, lalu dipasarkan di sini dengan harga murah.

TikTok Shop diklaim oleh berbagai pihak sebagai pembunuh UMKM tanah air karena produk-produk yang dijajakannya sangat murah.

Oleh karena itu, barang jualan pedagang asli Indonesia di toko offline maupun marketplace lain kalah saing.

Bahkan, barang yang dijual pedagang di TikTok Shop dituding hasil perdagangan lintas batas alias cross border. Jika benar, banjir barang impor tersebut berarti langsung ditawarkan kepada pembeli tanpa melalui proses importasi yang semestinya.

Presiden Jokowi pun turut menuding paltform jual beli berbasis media sosial berdampak pada UMKM.

“Itu berefek pada UMKM, pada produksi di usaha kecil, usaha mikro dan juga pada pasar. Pada pasar, di beberapa pasar sudah mulai anjlok menurun. Mestinya ini kan dia itu sosial media, bukan ekonomi media,” kata dia, di Kalimantan Timur, dikutip dari Antara, Sabtu (23/9).

Terkait tudingan Project S, Head of Communications TikTok Indonesia Anggini Setiawan, yang sempat mendatangi kantor Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki di, di Jakarta, Rabu (26/7), membantahnya.

Ia mengaku TikTok tak memata-matai perilaku belanja orang Indonesia demi memuluskan barang impor China lewat Project S.

Anggini juga mengklaim 100 persen penjual di TikTok Shop merupakan entitas bisnis lokal yang terdaftar atau pengusaha mikro lokal dengan verifikasi KTP atau paspor.

“Tidak benar bahwa kami akan meluncurkan inisiatif lintas batas di Indonesia. Kami tidak berniat untuk menciptakan produk e-commerce sendiri atau menjadi wholesaler yang akan berkompetisi dengan para penjual Indonesia,” ucapnya, beberapa waktu lalu, dikutip dari keterangan resmi.

“Sebagai sebuah perusahaan, kami senantiasa menghormati hukum dan peraturan yang berlaku dan telah memperoleh izin operasi dari Kemendag,” tandas Anggini.