Rusia Minta Azerbaijan-Armenia Akur, Nagorno-Karabakh Memanas Lagi

Internasional257 views

Inionline.id – Rusia meminta Azerbaijan dan Armenia menghentikan pertumpahan darah menyusul situasi yang kian panas di Nagorno-Karabakh beberapa hari ini.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia juga meminta kedua pihak untuk tidak bermusuhan dan kembali menerapkan perjanjian gencatan senjata.

“Sehubungan dengan meningkat secara tajam konfrontasi bersenjata di Nagorno-Karabakh, kami mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk segera menghentikan pertumpahan darah, menghentikan permusuhan dan mencegah korban sipil,” demikian rili Kemlu Rusia pada Rabu (20/9), dikutip dari Reuters.

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun, sebagian penduduk wilayah itu dihuni etnis Armenia. Wilayah ini juga menjadi konflik kedua negara selama puluhan tahun.

Seruan Rusia muncul usai Azerbaijan mengerahkan operasi militer pada Selasa. Langkah ini meningkatkan ancaman perang baru di wilayah tersebut.

Serangkaian tembakan hingga ledakan menyelimuti wilayah tersebut. Di media sosial juga beredar rekaman baku tembak di Karabakh.

Aktivis separatis Karabakh mengatakan dua warga sipil tewas dan 23 yang lain mengalami luka-luka imbas operasi militer Azerbaijan.

Azerbaijan mengklaim meluncurkan operasi ini untuk mengusir angkatan bersenjata Armenia di Nagorno-Karabakh.

Mereka juga menyatakan langkah tersebut demi memulihkan tatanan konstitusional Republik Azerbaijan.

Sementara itu, Armenia meminta bantuan Rusia untuk menghentikan operasi militer Azerbaijan. Kremlin memang memiliki pasukan perdamaian yang dikerahkan di Nagorno-Karabakh untuk intervensi.

Armenia juga mendesak Dewan Keamanan PBB membantu menghentikan agresi.

Sejak berabad-abad lalu, tepatnya sejak penaklukan Kekaisaran Rusia ke Kaukasus pada 1817-1864, Armenia merupakan sekutu Rusia. Negara ini juga mempercayakan keamanan mereka ke Kremlin sejak Uni Soviet runtuh.

Rusia juga pernah berkomitmen menjamin keamanan Armenia melalui Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (Collective Security Treaty Organization/CSTO).