Prancis Kekeringan, Warga Diminta oleh Pemerintah untuk Hemat Air

Internasional057 views

Inionline.id – Perancis meminta warga berhemat menggunakan air di tengah kekeringan dan krisis air di negara itu beberapa waktu terakhir.

Menteri Lingkungan Perancis Christophe Bechu mengatakan setidaknya 100prefektur bisa mulai menerapkan aturan terkait pembatasan penggunaan air, seiring tingkat air tanah lokal yang sangat rendah belakangan ini.

“Kami menyalakan alarm mengingat situasi yang kita alami saat ini, saat kami mendekati akhir dari apa yang biasanya merupakan periode pengisian ulang terhadap muka air tanah,” kata Bechu seperti dikutip Reuters, Selasa (7/3).

Sejauh ini, beberapa departemen atau kabupaten seperti Departemen Pyrenees Orientales, Bouches-du-Rhone, Var, dan Ain sudah mengaktifkan peringatan kekeringan kuning atau oranye menanggapi kekeringan di wilayah itu, menurut situs web pemerintah Propluvia.

Dua departemen lagi yakni Yvelines dan Savoie juga telah mengaktifkan kewaspadaan pra-siaga tingkat rendah.

Dalam kesempatan itu, Bechu menyampaikan pihaknya bakal mengecek situasi di prefektur-prefektur tersebut usai hujan yang diprediksi turun mulai saat ini hingga 15 Maret mendatang.

“Kami menggantungkan harapan pada hari-hari yang akan datang, ketika hujan diprediksi terjadi di sebagian besar Prancis, namun tidak di semua wilayah. Kami juga punya perhatian serius terhadap cekungan Mediterania dan koridor Rhone,” kata Bechu.

Meski begitu, Bechu menyampaikan kekeringan di Prancis saat ini bisa menambah jumlah departemen dengan peringatan kekeringan hingga sebanyak 12 departemen sebelum akhir pekan ini.

Kekeringan itu sendiri sejauh ini telah berdampak pada produksi pembangkit listrik tenaga air di negara tersebut. Kekeringan juga berdampak pada output daya di pembangkit nuklir Prancis, yang biasanya menggunakan air sungai untuk mendinginkan reaktor.

Tak hanya itu, menurut Bechu, beberapa bagian Prancis turut mengalami gangguan air minum di tengah kekeringan ini.

Oleh sebab itu, dia pun mendesak prefektur-prefektur Prancis untuk “bereaksi lebih cepat alih-alih bereaksi berlebihan” dengan mengeluarkan peringatan soal kekeringan serta langkah-langkah untuk membatasi penggunaan air.

Eropa belakangan memang terancam mengalami kekeringan akibat perubahan iklim.

Sebuah studi yang diterbitkan pada Januari oleh Graz University of Technology di Austria mencatat bahwa Eropa telah mengalami kekeringan sejak 2018 dan situasi air saat ini “sangat genting”.

Peta kekeringan dari program Copernicus Uni Eropa menunjukkan sejumlah peringatan atas curah hujan rendah maupun kelembaban tanah di wilayah Spanyol utara dan selatan, Italia utara, dan Jerman selatan. Hampir seluruh Prancis juga berada di bawah peringatan ini.

Berdasarkan laporan The Guardian, Prancis baru-baru ini mencatat 32 hari tanpa curah hujan yang signifikan. Ini adalah periode terpanjang yang dialami negara itu sejak 1959.

Ahli klimatologi Simon Mitelberger mengatakan sekitar 75 persen hujan dengan intensitas rendah turun di seluruh Prancis pada bulan lalu. Jumlah ini berbeda dibanding curah hujan normal untuk bulan Februari.

Mitelberger menyebut curah hujan selama sembilan dari 12 bulan telah berlangsung di bawah normal hingga 85 persen di Prancis.