Pada 2100 Sebuah Penelitian sebut Populasi Umat Manusia Diprediksi Merosot

Iptek457 views

Inionline.id – Sebuah prediksi baru menunjukkan bahwa populasi dunia kemungkinan akan mencapai titik puncaknya dalam beberapa dekade mendatang. Artinya akan ada penurunan populasi secara signifikan pada akhir abad ini.

Populasi manusia di dunia baru-baru ini berjumlah lebih dari 8 miliar. Para peneliti menggarisbawahi dua skenario hipotesis yang menjelaskan bagaimana kelanjutan dari perubahan populasi global yang mungkin berjalan.

Hipotesis pertama yaitu “Lompatan Raksasa”, di bawah skenario ini terjadi peningkatan yang signifikan dalam pembangunan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang nantinya akan mengakibatkan puncak populasi pada 8,5 miliar orang sekitar tahun 2040 dan merosot menjadi sekitar 6 miliar orang pada tahun 2100.

Hipotesis kedua sebagai alternatif yaitu “Sedikit Terlambat”. Pada skenario ini, dunia terus berkembang secara ekonomi dengan cara yang mirip dengan 50 tahun terakhir, mengakibatkan populasi global mencapai puncaknya pada 8,6 pada tahun 2050 dan kemudian turun menjadi 7 miliar pada tahun 2100.

Prediksi ini disampaikan oleh Club of Rome, sebuah kolektif intelektual yang terkenal karena publikasi kontroversial mereka tahun 1972 “Limits to Growth.” Mereka berspekulasi bahwa peradaban manusia akan terancam jika terus mengalami pertumbuhan ekonomi dan populasi yang eksponensial dengan sumber daya yang terbatas.

Prediksi baru mereka diberi nama Earth4All, ini lebih rendah daripada prediksi populasi lainnya, termasuk prediksi yang dikeluarkan PBB dan studi lainnya yang diterbitkan di jurnal Lancet pada tahun 2020.

Perkiraan ini pada akhirnya bergantung pada berapa banyak orang yang berhasil terangkat dari kemiskinan, yang mereka lihat sebagai faktor vital dalam perubahan populasi global. Pemimpin proyek Earth4All, Per Espen Stoknes, menyatakan bahwa perkembangan ekonomi yang cepat di negara berpenghasilan rendah berdampak besar pada tingkat kesuburan.

“Tingkat kesuburan turun karena anak perempuan mendapatkan akses ke pendidikan dan perempuan diberdayakan secara ekonomi dan memiliki akses ke perawatan kesehatan yang lebih baik,” katanya dilansir dari IFLscience, Kamis (30/3).

Hal penting yang ingin mereka tekankan adalah kesejahteraan global tidak tertahan oleh jumlah orang di planet ini; kelebihan populasi bukanlah masalahnya. Jorgen Randers, salah satu pemodel terkemuka untuk Earth4All menjelaskan bahwa masalah utama umat manusia adalah karbon dan konsumsi biosfer yang berlebihan, bukan pada populasi.

“Kehidupan yang baik untuk semua hanya mungkin jika penggunaan sumber daya ekstrim dari kaum elit kaya berkurang,” ungkap Randers.