Taliban Larang Rayakan Valentine di Afghanistan

Internasional157 views

Inionline.id – Toko bunga di ibu kota Afghanistan, Kabul, merana sepanjang Hari Valentine karena Taliban melarang perayaan momen itu.

Dalam pengumumannya, Taliban menyatakan Hari Valentine sebagai bagian dari kebiasaan Kristen yang tidak boleh diikuti.

Diberitakan AFP, toko bunga Flower Street tampak kosong melompong tak berpengunjung setelah polisi moral Taliban melarang warga merayakan hari kasih sayang.

Di jendela salah satu outlet, sebuah poster yang ditandatangani Kementerian untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan memperingatkan pembeli untuk menghindari “merayakan hari kekasih”.

Poster itu menyebut Hari Valentine “bukanlah budaya Islam dan bukan bagian dari budaya Afghanistan”.

“Merayakan hari kekasih artinya menunjukkan simpati kepada Paus Kristen,” bunyi poster tersebut.

Sejak mengambil alih kuasa pada Agustus 2021, otoritas Taliban memang mengeluarkan berbagai pembatasan kehidupan sosial di Afghanistan.

Mereka melarang budaya yang dinilai non Islam seperti musik, media sosial, video game, hingga merayakan Hari Valentine.

Mereka yang melakukan maupun menggunakan hal-hal tersebut berada di bawah pengawasan ketat Taliban.

Sepanjang 14 Februari itu sendiri, polisi moral Taliban disebut berpatroli di Kabul dengan dilengkapi persenjataan, menurut koresponden AFP.

Para penjual bunga hanya bisa tertunduk lesu menerima nasib malang tersebut.

“[Pihak berwenang Taliban] menerbitkan dan menyebarkan perintah mereka ke semua toko bunga,” kata Omar yang berlutut di depan tokonya, mencabuti duri dari bunga-bunga yang sudah layu.

“Saya rasa saya tidak bisa menjual bunga-bunga ini hari ini, tak ada orang yang membeli,” katanya.

“Anda bisa melihat sendiri kami tidak punya pelanggan. Situasinya sangat buruk.”

Sementara itu, wartawan AFP melihat bahwa ada sejoli yang membeli bunga sembunyi-sembunyi dan langsung meninggalkan lokasi ketika melihat polisi moralitas keliling.

“Situasinya sudah berubah. Kita tidak bisa merayakannya seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata pembeli bernama Zahrah.

“Tapi kami merayakannya. Ada beberapa pembatasan dan situasinya tidak baik, namun kami bisa merayakannya di rumah.”

Sejauh ini, kementerian belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan mengenai larangan merayakan Hari Valentine tersebut.