China Jadi Mediator Dialog dengan Rusia Ditolak Mentah-mentah Zelensky

Internasional057 views

Inionline.id – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak mentah-mentah rencana China menjadi mediator dialog untuk Rusia dan Ukraina.

Dalam konferensi pers pada Selasa (22/2), Zelensky memilih menjalankan rencana perdamaiannya sendiri yakni Formula Perdamaian alih-laih menerima tawaran China yang mau menjadi penengah untuk bicara dengan Rusia.

“Bagi saya, dokumen kami ‘Formula Perdamaian’, yang sudah didukung oleh sejumlah besar negara [bakal lebih berarti]. Kami harap negara-negara yang sudah mendukung akan kembali mendukung dokumen tersebut pada 23 Februari saat pertemuan PBB dilakukan serta ada pemungutan suara tentang resolusi,” kata Zelensky dalam konferensi pers, seperti dikutip Newsweek, Selasa (21/2).

Presiden China Xi Jinping sebelumnya berencana menyampaikan “pidato perdamaian” di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat, tepat setahun invasi Rusia di Ukraina. Xi hendak mengusulkan rencana untuk mencapai perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Rencana itu sempat digaungkan oleh Menteri Luar Negeri China Qin Gang saat berpidato pada Selasa. Qin kala itu menyampaikan keprihatinan Beijing atas meningkatnya konflik Rusia-Ukraina.

Dia lalu mengatakan China bakal bekerja sama dengan komunitas internasional guna mempromosikan dialog damai.

“[Beijing] sangat prihatin [dengan konflik di Ukraina] yang meningkat dan bahkan lepas kendali,”ujar Menteri Luar Negeri China yang baru Qin Gang saat pidato soal keamanan global pada Selasa (21/2).

“[Kami] akan bekerja dengan komunitas internasional untuk mempromosikan dialog dan konsultasi, mengatasi masalah semua pihak dan mencari keamanan bersama,” kata Qin.

Soal ini, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan proposal perdamaian Zelensky bakal menjadi “prioritas utama”.

Kuleba berujar diplomat top China, Wang Yi, sempat menyampaikan beberapa elemen rencana Beijing kepadanya. Namun, dia belum melihat versi lengkap rencana tersebut.

Dia pun berujar Formula Perdamaian Zelensky bakal menjadi yang paling utama ketimbang rencana Beijing.

Formula Perdamaian Ukraina sendiri merupakan rencana berisi 10 poin di antaranya mengenai pemulihan wilayah Ukraina, penarikan pasukan Rusia dari seluruh wilayah Ukraina, dan pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan perang Rusia.

Rencana itu juga mencakup langkah-langkah untuk menjamin keselamatan nuklir, ekspor biji-bijian Ukraina, pembebasan tahanan perang, pencegahan ecocide dan konflik di masa depan, serta konfirmasi akhir perang.

Sementara itu, rencana China memulihkan perang Rusia dan Ukraina diduga bakal mencakup gencatan senjata, menurut laporan Interfax Ukraina mengutip Bloomberg.

Rencana itu juga diduga meliputi penyetopan pasokan senjata Barat ke Ukraina yang menjadi sumber konflik kedua negara makin mendidih belakangan ini.