Warga Ukraina Rayakan Kemenangan di Kherson

Internasional157 views

Inionline.id – Warga Kherson yang tinggal sementara di Odessa, mengenakan bendera Ukraina, merayakan pembebasan kota asal mereka di Odessa. Mereka gembira setelah Rusia menarik ribuan tentara dari daerah tersebut.

Namun, pejabat Ukraina memperingatkan bahwa ‘perang belum berakhir’ setelah Rusia menarik mundur pasukannya dari Kherson, seiring dengan perayaan kemenangan yang dilakukan warga Ukraina akhir pekan ini.

Warga bersorak sorai menyambut pasukan Ukraina di Kherson satu-satunya ibu kota daerah yang dikuasai oleh Moskow sejak Februari silam pada Jumat (11/10).

Pemandangan yang sama juga dilaporkan di sejumlah wilayah di Ukraina, seperti di ibu kota Kyiv dan Odesa.

Namun, kendati ambisi Rusia untuk menguasai Ukraina berhasil dipatahkan, para pejabat tetap waspada.

Penasehat menteri pertahanan Ukraina, Yuriy Sak, mengatakan kepada BBC bahwa saat ini “terlalu dini untuk bersantai.

“Kami selalu yakin kami dapat membebaskan Kherson, katanya kepada program Radio 4 BBC.

“Dan kami percaya diri bahwa kini Rusia mulai meyakini bahwa mereka tak akan bisa memenangkan perang ini. Kami menyaksikan kepanikan mereka. Kami menyaksikan betapa paniknya mesin propaganda mereka.

“Tentu saja, ini adalah momen yang sangat penting, tapi perang belum benar-benar berakhir.

Saat ini, Kherson kekurangan pasokan air bersih, obat-obatan dan makanan. Pasokan darurat mulai berdatangan dari kota tetangga, Mykolaiv, menurut ajudan wali kota Kherson, Roman Golovnya.

Golovnya berkata saat ini hanya ada sekitar 70.000 hingga 80.000 penduduk Kherson, sedangkan sebelum perang kota itu ditinggali 320.000 jiwa.

Presiden Ukraina Volodymir Zelensky mengemukakan bahwa “sebelum melarikan diri dari Kherson, para penjajah menghancurkan seluruh infrastruktur penting komunikasi, pasokan air, dan listrik”.

Belum jelas kapan listrik di kota itu akan kembali pulih sedangkan wilayah-wilayah terdekat diperkirakan akan kembali dialiri listrik dalam waktu beberapa hari ke depan.

Pemadaman listrik ini membuat sejumlah toko roti di Kherson berhenti memproduksi roti.

Zelensky menambahkan pasukan Ukraina telah memulai tugas besar untuk membongkar ranjau dan jebakan yang dipasang oleh Rusia di Kherson dan sekitarnya.

Sementara itu, televisi Ukraina telah melanjutkan siaran di wilayah tersebut sumber utama bagi banyak warga Ukraina.

Penasehat Menteri Pertahanan Ukraina, Yuriy Sak, memperingatkan risiko serangan rudal yang kemungkinan terus terjadi sama seperti yang diungkapkan oleh Kepala Militer Kyiv, Oleksiy Kuleba.

Rusia terus menembakkan rudal yang menyasar infrastruktur energi milik Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, sehingga mengganggu pasokan energi negara itu.

Kuleba mengatakan kepada BBC: Selama sebulan terakhir kami telah serangan besar-besaran terhadap permukiman penduduk di Ukraina. Sekarang saya ingin mengatakan bahwa ancaman serangan roket di wilayah Kyiv tetap tinggi.

Sementara itu, mantan kepala Dewan Keamanan Nasional Ukraina, Oleksandr Danylyuk, memperingatkan bahwa pasukan Rusia yang telah mundur dari Kherson akan menyeberangi sungai Dnipro untuk “melakukan pertahanan”.

Dia mengatakan kepada BBC, “itu akan menempatkan mereka [pada] posisi yang menguntungkan”.

Moskow mengatakan sekitar 30.000 personel telah dibawa keluar dari daerah itu, bersama dengan sekitar 5.000 perangkat militer, persenjataan dan aset lainnya.

Seperti yang ditunjukkan oleh editor internasional BBC, Jeremy Bowen, keputusan untuk menarik diri “telah menyelamatkan nyawa tentara yang mungkin tewas dalam pertempuran yang tidak bisa mereka menangkan” dan memungkinkan mereka untuk ditugaskan di tempat lain di negara itu.

Kementerian Pertahanan Inggris mencatat pada hari Sabtu (12/11) bahwa “sangat mungkin” pasukan Rusia menghancurkan jembatan jalan dan rel di atas sungai Dnipro sebagai bagian dari upaya mundur mereka.

Sebuah foto yang menampilkan keruntuhan Jembatan Antonivksy yang menjadi sarana penyeberangan utama muncul pada hari Jumat (11/11). Masih belum jelas bagaimana kerusakan itu terjadi.

Pada Sabtu (12/11) pagi, foto lain muncul menunjukkan kerusakan bendungan Nova Kakhovka, sekitar 58 km timur laut kota Kherson.

Perusahaan citra satelit AS Maxar menulis unggahan via Twitter bahwa “bagian bendungan dan pintu air” telah dihancurkan.

Sebuah jalan raya dan jalur kereta api melintasi bendungan dan foto dari Maxar menunjukkan bahwa sarana infrastruktur itu telah terputus.

Adapun rekaman video yang diverifikasi oleh BBC, menunjukkan ledakan besar di salah satu ujung bendungan.

Ukraina dan Rusia menuduh satu sama lain berencana untuk membobol bendungan dengan bahan peledak, yang meningkatkan ancaman banjir di wilayah Kherson.

Penarikan pasukan berarti Rusia telah kehilangan ibu kota administratif salah satu dari empat wilayah yang dianeksasi secara ilegal pada bulan September.

Pada Sabtu (12/11), Moskow mengumumkan kota pelabuhan bernama Henichesk yang terletak lebih dari 200 km tenggara Kherson, dekat Krimea yang diduduki Rusia akan menjadi ibu kota pengganti sementara.

Kantor berita Rusia Interfax mengatakan pihak berwenang mengevakuasi semua kantor regional, serta “patung dan artefak bersejarah”, dari tepi barat sungai Dnipro – yaitu dari kota Kherson dan sekitarnya.

Lebih dari 115.000 orang dievakuasi dari daerah itu, lapor Interfax.

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, mengatakan penarikan pasukan Rusia dari Kherson menandai “kegagalan strategis lainnya” bagi Moskow.

“Pada bulan Februari, Rusia gagal mencapai salah satu tujuan utamanya kecuali Kherson,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Sekarang dengan penarikan pasukan di sana, warga Rusia pasti bertanya pada diri sendiri: ‘Untuk apa semua ini?’