Positivity Rate Covid Mingguan Indonesia Masih di Atas Batas Aman WHO

Berita257 views

Inionline.id – Positivity rate atau rasio kasus warga terpapar virus corona (Covid-19) mingguan di Indonesia tembus 10,92 persen dalam sepekan terakhir atau selama periode 18-24 Agustus 2022. Jumlah itu telah melampaui ambang ambang batas aman Badan Kesehatan Dunia (WHO).

WHO telah menetapkan ambang batas minimal angka positivity rate kurang dari 5 persen. Apabila positivity rate suatu daerah semakin tinggi, maka kondisi pandemi di daerah tersebut mengalami tren perburukan sehingga perlu ditingkatkan kapasitas pemeriksaan warga terhadap Covid-19.

Dalam sebulan terakhir, jumlah positivity rate mingguan Covid-19 di Indonesia cenderung fluktuatif dan sempat mengalami tren kenaikan. Selama periode 28 Juli-3 Agustus, jumlah positivity rate sebesar 10,39 persen. Dilanjutkan sepekan setelahnya atau dalam kurun waktu 4-10 Agustus, positivity rate naik menjadi 10,75 persen.

Kemudian selama periode 11-17 Agustus, jumlah positivity rate kembali naik menjadi 11,73 persen. Dan dalam sepekan terakhir atau selama 18-24 Agustus, positivity rate Covid-19 mingguan di Indonesia turun kendati tak signifikan menjadi 10,92 persen.

Adapun cara menghitung positivity rate mingguan adalah dengan cara jumlah kasus Covid-19 dalam sepekan dibagi jumlah tes harian dalam sepekan dan kemudian dikalikan 100 persen. Jumlah tes kali ini merupakan kumulatif dari hasil tes polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.

Positivity rate mingguan Indonesia yang masih tinggi itu juga dibarengi dengan tren penurunan jumlah warga yang diperiksa terkait virus corona dalam sepekan terakhir. Penurunan jumlah testing itu terhitung hingga 5,23 persen atau berkurang mencapai 16.004 orang yang diperiksa dibandingkan sepekan sebelumnya.

Mengutip laporan harian pemerintah, selama periode 11-17 Agustus, jumlah warga yang diperiksa sebanyak 305.862 orang dengan total 712.813 spesimen yang diperiksa. Selanjutnya, pada rentang waktu 19-24 Agustus, jumlah orang yang diperiksa berkurang menjadi 289.858 orang dengan 636.217 spesimen yang diperiksa.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengklaim Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang berhasil melampaui gelombang kasus virus corona yang disebabkan oleh mutasi Omicron dengan subvarian baru yakni BA.4 dan BA.5. Kedua subvarian itu sudah menyebar di Indonesia sejak Mei 2022.

Budi menilai, warga Indonesia sudah memiliki antibodi Covid-19 yang sangat baik. Hal itu menurutnya terbukti melalui hasil sero survei per Juli 2022 yang dilakukan pihaknya bersama Tim FKM UI menyatakan sebanyak 98,5 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi atau kekebalan tubuh terhadap virus corona.

Sero survei yang dimaksud adalah survei dan penelitian yang dilakukan untuk menghitung jumlah individu dalam suatu populasi yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit tertentu berdasarkan spesimen serologi atau serum darah.