Untuk Tangani Pandemi Global Indonesia Kucurkan Rp750 M

Ekonomi057 views

Inionline.id – Sri Mulyani Menteri Keuangan mengatakan Indonesia ikut berkontribusi dalam penanganan pandemi di dunia. Kontribusi yang diberikan dalam bentuk Dana Perantara Keuangan (FIF) itu mencapai US$50 juta atau Rp750 miliar (kurs Rp15 ribu per dolar AS).

Ia menambahkan selain Indonesia, Singapura juga memberikan kontribusi sebesar US$10 juta, Amerika Serikat US$450 juta, Uni Eropa US$450 juta, Jerman US$52,7 juta, dan Wellcome Trust US$12,3 juta.

Jika ditotal, dana patungan yang diperoleh dari negara G20 itu digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR) pandemi telah mencapai US$1,2 miliar.

“Angka tersebut sudah termasuk kontribusi sebesar US$50 juta dari Indonesia,” ujar Sri Mulyani pada the First G20 Joint Finance dan Healt Ministers Meeting (JFHMM) yang dikutip, Senin (11/7).

Menurutnya, dana ini akan bersifat inklusif dan bisa diakses oleh negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Targetnya FIF bisa diluncurkan pada Musim Gugur 2022.

FIF untuk PPR pandemi berada di bawah pengawasan Bank Dunia dan panduan teknis dari WHO. Dana ini dihimpun untuk meningkatkan kapasitas negara-negara di bidang surveilans kesehatan, sistem laboratorium, tenaga kerja kesehatan, manajemen dan komunikasi kegawatdaruratan, serta keterlibatan komunitas.

FIF juga ditujukan untuk memperkuat kapasitas ketahanan kesehatan secara regional maupun global, dengan cara memperkuat fasilitas berbagai data, penyelarasan peraturan, hingga pengembangan, pembelian, distribusi, dan penyaluran alat dan bantuan kesehatan.

Presiden Bank Dunia David Malpass mengapresiasi dana yang telah terkumpul untuk PPR pandemi tersebut.

“Saya bangga dengan dukungan yang luar biasa dari para pemegang saham untuk Dana Perantara Keuangan yang dikelola Bank Dunia. Bank Dunia adalah penyumbang dana terbesar untuk PPR pandemi yang aktif beroperasi di lebih dari 100 negara berkembang untuk memperkuat sistem kesehatan mereka,” kata dia.

“FIF juga akan memberikan tambahan dana jangka panjang untuk mendukung negara dan kawasan berpenghasilan rendah mempersiapkan diri menghadapi pandemi selanjutnya,” imbuhnya.

Disisi lain, Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihaknya akan memainkan peran penting dalam FIF dan berkolaborasi erat dengan Bank Dunia.

“Akses terhadap pembiayaan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan pandemi sangat penting. covid-19 mengungkap lebarnya jurang kapasitas penanganan pandemi, di mana kehadiran Dana Perantara Keuangan bisa mengatasinya secara koheren, sebagai bagian dari arsitektur global kesiapsiagaan dan respons darurat kesehatan,” tuturnya.