Sejak Rusia Invasi Ukraina PBB Menyebut Sebanyak 13 Anak Tewas

Internasional257 views

Inionline.id – Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melaporkan sedikitnya 13 anak tewas dari total 136 korban jiwa yang tercatat di Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi militer pada Kamis (24/2) lalu. Sekitar 26 anak lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.

Rabu (2/3/2022), juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Liz Throssell, mengatakan sebanyak 400 warga sipil terluka akibat serangan Rusia di Ukraina. Dari data korban luka itu, sekitar 26 di antaranya adalah anak-anak.

“Ini hanya korban yang dapat kami periksa ulang, dan jumlah korban sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi,” kata Throssell.

Throssell menambahkan bahwa mayoritas korban tewas disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas. Korban tewas juga diakibatkan oleh penembakan dari artileri berat, sistem peluncuran roket ganda, dan serangan udara.

Data Pemerintah Ukraina Sebut 352 Warga Sipil Tewas

Sementara data dari pemerintah Ukraina mengenai korban tewas mencatat angka yang jauh lebih tinggi. Kementerian Dalam Negeri Ukraina melaporkan per hari Minggu (27/2), sedikitnya 352 warga sipil tewas dan 1.684 orang lainnya terluka sejak invasi Rusia.

Anak-anak yang Sakit Dirawat di Shelter Bom

Sementara itu anak-anak yang menderita sakit di Kiev, dipindahkan dan dirawat di shelter bom. Di tempat perlindungan bawah tanah yang disulap menjadi rumah sakit itu suasananya muram dan sunyi.

“Orang tua tidak tersenyum. Anak-anak pun sama. Tetapi para orang tua berusaha untuk membuat situasi terbaik untuk anak-anak mereka dengan bermain game, menyanyikan lagu, memutar video kartun di ponsel,” kata fotografer CNN Timothy Fadek.

“Ketika sirene terdengar, orang tua mengumpulkan anak-anak mereka dan mencoba mengalihkan perhatian mereka dari kebisingan (di) luar,” tambahnya.

Unit perawatan intensif rumah sakit juga telah dipindahkan ke shelter. Beberapa anak menggunakan ventilator, sementara yang lain membutuhkan transfusi. Beberapa anak juga membutuhkan pembedahan. Banyak dari mereka yang menerima kemoterapi untuk melawan kanker.

Baru-baru ini terjadi penembakan di dekat rumah sakit pada malam hari. Dokter mengatakan kepada Fadek bahwa mereka khawatir hal terburuk akan terjadi.

“Staf rumah sakit tidak yakin apakah rumah sakit akan tetap terlarang sebagai target,” kata Fadek.

“Jadi mereka berusaha menempatkan sebanyak mungkin orang tua dan anak-anak mereka di tempat perlindungan bom, terutama ketika sirene berbunyi, biasanya lima kali sehari atau lebih,” tambahnya.