Sehari 400.000 Kasus di Korsel, Omicron Masih Merajalela

Internasional057 views

Inionline.id – Korea Selatan (Korsel) mencetak rekor terbaru dengan lebih dari 400.000 kasus virus Corona (COVID-19) terdeteksi dalam sehari di wilayahnya. Rekor terbaru ini tercatat saat Korsel berupaya melonggarkan aturan social distancing meskipun masih terus dilanda gelombang varian Omicron.

Rabu (16/3/2022), Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan bahwa 400.741 kasus Corona terdeteksi dalam 24 jam terakhir.

Lonjakan kasus itu, sebut Yonhap News Agency, tercatat sebagai lonjakan kasus harian tertinggi sejak Korsel pertama melaporkan kasus Corona pada 20 Januari 2020 lalu. Angka itu juga melonjak drastis dibanding sehari sebelumnya ketika 362.338 kasus Corona tercatat dalam sehari.

Rekor tertinggi untuk kasus harian Corona di Korsel sebelumnya tercatat pada Sabtu (12/3) lalu, ketika 383.659 kasus Corona terdeteksi dalam sehari.

Dalam laporan terbaru, KDCA juga melaporkan 293 kematian akibat Corona tercatat dalam sehari, yang menjadi Selasa (15/3) sebagai hari paling mematikan sepanjang pandemi Corona di Korsel.

Dengan tambahan-tambahan itu, maka total kasus Corona di Korsel kini mencapai 7.629.275 kasus dengan total 11.052 kematian.

Para pejabat kesehatan Korsel mengatakan bahwa respons medis masih tetap stabil menyusul adanya upaya-upaya untuk memperluas sumber daya. Dilaporkan bahwa lebih dari 30 persen unit perawatan intensif untuk COVID-19 di rumah-rumah sakit Korsel masih tersedia.

Namun beban pada sistem rumah sakit setempat diperkirakan akan meningkat dalam beberapa pekan ke depan, mengingat adanya jeda waktu antara infeksi, rawat inap dan kematian.

Seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan Korsel Park Hyang menyatakan karena tingkat vaksinasi tinggi, maka Korsel sejauh ini mampu mengatasi gelombang varian Omicron dengan angka kematian lebih rendah dibandingkan situasi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Dilaporkan lebih dari 62 persen warga Korsel telah menerima dosis booster sejauh ini.

Beberapa waktu terakhir, para pejabat kesehatan Korsel secara signifikan melonggarkan pembatasan karantina dan kontrol perbatasan, serta berhenti mewajibkan warga dewasa untuk menunjukkan bukti vaksinasi atau hasil tes negatif Corona saat memasuki area-area ramai orang, seperti restoran.

Langkah itu diambil agar lebih banyak pekerja publik dan tenaga kesehatan bisa merespons perawatan di rumah sakit yang meningkat cepat. KDCA menyatakan bahwa lebih dari 1,6 juta pembawa virus dengan gejala ringan atau menengah telah diminta mengisolasi diri di rumah untuk menghemat ruang di rumah sakit.