Dengan Disinfeksi Paket dari Luar Negeri Menjadi Salah Satu Strategi China untuk Mencegah Omicron

Internasional057 views

Inionline.id – Berbagai strategi dilakukan China dalam mencegah penularan virus Corona varian Omicron. Salah satunya, otoritas layanan pos memerintahkan pekerjanya melakukan disinfeksi terhadap paket yang dikirim dari luar negeri.

Pemerintah China juga menyerukan warga mengurangi pesanan dari luar negeri. Perintah itu dikeluarkan setelah otoritas China mengklaim surat dari luar negeri bisa menjadi sumber wabah terbaru virus Corona (COVID-19).

China yang menjadi sumber pertama munculnya virus Corona pada akhir tahun 2019, berpegang teguh pada kebijakan ketat untuk menargetkan nol kasus Corona. Kebijakan itu diambil meskipun negara-negara lain telah membuka perbatasan dan perekonomian.

China berjuang menghadapi kemunculan wabah-wabah kecil Corona di berbagai wilayahnya. Salah satunya termasuk Beijing yang tengah bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada Februari mendatang.

Pejabat China dalam beberapa hari terakhir menyatakan bahwa sejumlah orang bisa terinfeksi Corona dari paket-paket yang dikirimkan dari luar negeri.

Menurut otoritas setempat, seorang wanita di Beijing tidak melakukan kontak dengan pasien Corona. Akan tetapi dinyatakan positif Corona untuk varian yang sama seperti yang ditemukan di Amerika Utara.

Pada Senin (17/11) waktu setempat, pihak Pos China merilis pernyataan yang memerintahkan para pekerjanya untuk melakukan disinfeksi terhadap kemasan bagian luar untuk semua surat internasional ‘sesegera mungkin’.

Selain itu, pos China juga mewajibkan para pekerja yang mengurusi surat dan paket dari luar negeri untuk menerima dosis booster vaksin Corona.

Publik Diminta Kurangi Pembelian Luar Negeri

Tak sampai di situ, layanan pos China juga meminta publik untuk mengurangi pembelian dan pengiriman dari ‘negara-negara dan wilayah dengan risiko epidemi tinggi untuk wilayah luar negeri’. Diperintahkan juga bahwa surat-surat domestik ditangani di area yang terpisah untuk mencegah kontaminasi silang.

Penyebaran virus Corona diketahui menular melalui partikel cair berukuran kecil yang dihembuskan oleh orang-orang yang terinfeksi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) sama-sama menyatakan bahwa risiko terinfeksi dari permukaan yang terkontaminasi — yang disebut transmisi fomite — tergolong rendah dan semakin kecil kemungkinannya seiring berjalannya waktu.

Bahkan, CDC mengatakan bahwa ada pengurangan sebesar 99 persen untuk jejak virus yang tertinggal di sebagian besar permukaan dalam waktu tiga hari.

Namun demikian, China tak mau mengambil risiko apapun, terlebih menjelang digelarnya Olimpiade Musim Dingin bulan depan. Otoritas China menerapkan lockdown lokal secara ketat

Otoritas China juga menggelar tes Corona massal dan menggunakan aplikasi pelacakan kontak untuk membatasi penularan segera setelah kasus baru terdeteksi.

Sementara itu, jutaan warga China terjebak di rumah masing-masing di berbagai kota dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu terjadi setelah kasus varian Delta dan varian Omicron melonjak.

Beberapa penularan terbaru terdeteksi di area-area yang diketahui menerima banyak paket internasional, termasuk di kota pelabuhan Tianjin dan pusat manufaktur Guangdong. Pada Selasa (18/1) waktu setempat, China melaporkan 127 kasus penularan lokal Corona di wilayahnya.