Kalteng Diminta oleh Kepala BNPB untuk Mengantisipasi Varian Baru Covid

Berita257 views

Inionline.id – Suharyanto Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk tanggap mengantisipasi kehadiran varian AY.4.2 yang merupakan mutasi virus corona. Saat ini, varian tersebut terdeteksi di Singapura dan Malaysia.

“Varian AY.4.2 sudah mulai masuk ke Malaysia. Ini yang harus kita antisipasi. Negara-negara di Eropa kasus Covid-19 sudah naik,” kata Suharyanto yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/11).

Dalam Rapat Koordinasi Penanganan Banjir di Provinsi Kalimantan Tengah yang digelar di Kantor Gubernur Kalteng, Palangka Raya, Suharyanto juga meminta seluruh unsur mengantisipasi dua momentum yang berpotensi meningkatkan penularan, yakni Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2022.

Di dua momentum itu, masyarakat akan lebih banyak beraktivitas di luar ruangan, sehingga berpotensi terjadi kerumunan, diikuti dengan peningkatan kasus aktif Covid-19. Bahkan, lanjut dia, Indonesia belum pernah melewati momen Natal dan Tahun Baru dengan indeks kasus Covid-19 yang rendah.

“Sejak pandemi Covid-19, yang namanya Natal dan Tahun Baru, kita belum berhasil melewatinya tanpa kenaikan kasus. Mudah-mudahan untuk tahun ini kita bisa berhasil. Kalaupun ada peningkatan tapi tidak terlalu drastis dan segera dapat diatasi,” ujar Suharyanto.

Data Satgas Covid-19 memperlihatkan, dalam periode 2020, selain perayaan Natal dan Tahun Baru, persentase kenaikan kasus Covid juga terjadi setelah libur panjang, seperti libur Idul Fitri, libur Hari Kemerdekaan, dan libur Maulid Nabi.

Pada 2021, Indonesia dihantam gelombang kedua usai momen Idul Fitri 2021, yang berbarengan dengan masuknya varian Delta.

Guna mengantisipasi potensi kenaikan kasus dari dua faktor tersebut, Suharyanto ingin seluruh pihak terus mematuhi protokol kesehatan dan segera mengikuti vaksinasi. Kedua hal itu dipercaya sebagai upaya terbaik mencegah penularan Covid-19.

“Jadi protokol kesehatan ini terus dijaga. Jangan sampai nanti muncul klaster lagi, utamanya di pengungsian. Terkadang kita lupa saat kondisi bencana untuk terus disiplin protokol kesehatan, ibu-ibu di dapur umum, jika tidak bisa jaga jarak minimalnya jangan sampai lepas masker. Kalau tidak punya, akan dibagikan secara gratis,” ujar Suharyanto.