Baru Mulai Liga 1 2021, Kepemimpinan Wasit Sudah Disorot

Olahraga057 views

Inionline.id – Dua laga perdana Liga 1 2021 langsung menyajikan kontroversi. Kepemimpinan wasit pun disorot karena dianggap lalai menjalankan tugasnya dengan baik.

Pertama, pada laga Bali United melawan Persik di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (27/8/2021). Dalam laga ini, Persik dihadiahi tendangan penalti oleh wasit Bandung Nurcahya pada menit ke-13 yang dieksekusi oleh Youssef Ezzejjari.

Tendangan penyerang asal Spanyol itu bisa dimentahkan kiper Bali United Wawan Hendrawan. Bola rebound gagal dimanfaatkan Youssef Ezzejjari karena tendangannya melayang di atas gawang.

Masalahnya, Wawan terlihat mau ke depan dan meninggalkan garis gawang sesaat sebelum Youssef Ezzejjari menendang bola. Mengacu ke laws of the game, tindakan Wawan menyalahi aturan prosedur tendangan penalti.

“When the ball is kicked, the defending goalkeeper must have at least part of one foot touching, or in line with, the goal line / Ketika bola ditendang, kiper bertahan setidaknya satu kakinya harus menyentuh, atau sejajar dengan garis gawang,” begitu bunyi salah satu prosedur tendangan penalti dalam Law 14, Laws of the game Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) edisi 2020/2021.

Terlepas dari itu, tak ada yang menyadari gerakan Wawan sebelum tendangan penalti ditendang. Pihak Persik juga tak melakukan protes setelah tendangan penalti itu.

Pada akhirnya Bali United memenangi pertandingan ini dengan skor 1-0. M Rahmat menjadi pahlawan Serdadu Tridatu lewat gol telatnya pada menit ke-83.

Belum surut pembahasan penalti itu, kontroversi kembali terjadi di laga kedua saat Persipura Jayapura melawan Persita Tangerang. Dalam laga di Stadion Pakansari, Sabtu (28/8), malah ada dua hal yang menjadi sorotan.

Pertama, gol Ahmad Nur Hardianto pada menit ke-21 yang tak disahkan wasit Fariq Hitaba karena dianggap offside. Sementara pada tayangan ulang terlihat jelas bahwa penyerang Persita itu on-side, bahkan beberapa langkah di belakang garis pertahanan Persipura.

Tak ada protes berlebihan dari pihak Persita. Ahmad Nur Hardianto pun juga menerima keputusan wasit karena mengira dirinya memang offside.

Kedua, gol penyerang Persipura Yevhen Bokhashvili tak disahkan. Gol ini bermula dari situasi tendangan yang hendak dilakukan oleh kiper Persita Tri Hamdani pada menit ke-53.

Yevhen kemudian datang saat bola dalam genggaman Tri Hamdani yang hendak melakukan tendangan jauh. Tapi Hamdani malah melepas bola yang kemudian disambar Yevhen Bokhashvili dan ditendang ke gawang Persita.

Sebenarnya, Yevhen tak begitu mengganggu kiper yang memilih melepas bola. Tapi wasit memilih tak mengesahkan gol tersebut dan cuek dengan protes dari Yevhen.

Berbagai insiden tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil laga sehingga merugikan salah satu tim. Misalnya Persik yang bisa saja meraih hasil imbang 1-1 dengan Bali United andai diberikan menendang ulang penalti.

Begitu juga dengan Persipura yang bisa mendapatkan 1 poin berkat hasil imbang 2-2 andai gol Yevhen disahkan. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja wasit lebih baik dan agar tak mencoreng citra Liga 1 sebagai kompetisi yang dijalankan dengan benar-benar profesional.