Catatan Hari Raya Idul Adha Asep Arwin Kotsara di Kota Bekasi

Politik057 views

Inionline.id – Berkaitan dengan perayaan hari raya Idul Adha mulai dari pelaksaan Sholat Ied hingga pemotongan hewan qurban anggota DPRD Jawa Barat, Asep Arwin Kotsara mencatat bahwa kesadaran masyarakat memang ada. Masjid-masjid mengikuti ketetapan Pemerintah dengan surat edaran Kemendagri atau himbauan Pemerintah setempat,

“Tetapi memang ada juga masjid-masjid yang tidak mau mengikuti apa yang diinstruksikan oleh Kemedagri atau Pemerintah setempat,” ujar Asep Arwin, Selasa (20/07/2021).

Legislator PKS ini berveritas dilingkungannya sempat cukup banyak yang terpapar Covid-19 dengan jumlah 90 orang, 65 orang sudah negatif dan tersisa 30 orang dalam proses pemulihan.

“Melihat data yang terpapar Covid-19 cukup banyak oleh karena itu pelaksanaan Sholat Jumat tidak dilaksanakan sedangkan sholat 5 waktu tetap buka, karena sholat 5 waktu jumlah jamaah yang sholat itu homogen artinya tidak berubah, jamaahnya itu-itu saja sehingga masjid tetap buka untuk sholat 5 waktu,” papar Asep Arwin.

Demikian halnya dengan sholat Idul Adha, karena masjid tempat berkurumun orang dan jama’ah yang hadir untuk sholat Idul Adha tidak semuanya diketahui dari mana asalnya, hal tersebut beresiko menimbulkan klaster baru Sholat Idul Adha, oleh karena daerah yang dipantaunya mengeluarkan kebijakan melakukan sholah Idul Adha di perumahan, kemudian diarahkan kepada warga untuk melakukan sholat Idul Adha dirumah masing-masing.

“Lalu untuk pemotongan hewan Qurban, jadi memang sejak tahun lalu ketika pandemi dimulai di tahun 2019 kita sudah melakukan pemotongan hewan Qurban itu bekerja sama dengan rumah potong hewan khusus untuk sapi, jadi warga lingkungan saya membeli hewan ternak disitu kemudian mereka menyediakan fasilitas tempat pemotongannya mulai dari penyembelihan kemudian pengulitan kemudian dicacah dan dimasukan ke kantong plasik, dan itu mejadi ranahnya rumah potong hewan,” tutur Asep Arwin.

Dengan sistem tersebut, meskipun pandemi yang sekarang terjadi tapi tidak membuat umat islam kendor dalam berqurban, Asep arwin menyatakan terjadi penurunan tetapi penurunan hewan qurban namun tidak terlalu signifikan.

“Di lingkungam kami ada sekitar 6 ekor sapi dan sekitar 6 kambing, jadi 6 ekor sapi kita serahkan pada rumah potong hewan lalu kita ambil daging-daging yang sudah dikemas jadi kita hanya tinggal distribusikan,” tukas Asep Arwin.

Sistem pendistribusian yang biasa warga diberikan kartu, khususnya warga-warga yang ada diperkampungan, namun sejak tahun lalu dan tahun ini tidak kita lakukan karena adanya PPKM Darurat, maka kebijakan lingkungan Asep Arwin mengirimkan door to door melalui panitia, sehingga tidak menimbulkan kerumunan.

Kemudian untuk hewan kambing pun berbeda dengan tahun sebelumnya dimana biasanya pemotongan semuanya di masjid kemudian paket daging qurban yang telah dibungkus langsung dibagikan kepada masyarakat, tetapi tahun ini tidak, jadi lingkungannya menerima proposal dari yayasan-yayasan kemudian warga membeli hewan utuh lalu diberikan kepada mereka, itu membuat lebih mudah dan juga tidak menimbulkan kerumunan.

“Dan saya perhatikan di masjid-masjd wilayah lain juga sama, kesadaran masyarakat untuk mengurangi kerumunan tersebut mereka banyak yang memotong di rumah potong hewan karena jelas lebih simple, jadi bagi yang akan berqurban kita tawarkan jika ingin melihat hewannya dipotong kita mempersilahkan hadir di rumah potong hewan, jadi dengan melaksanakan qurban di rumah potong hewan jelas mempermudah, kemudian juga menghemat tenaga, karena rumah potong hewan juga lebih mahir dan terlatih, Jadi rumah potong hewan menjadi solusi untuk mempercepat pendistribusian hewan qurban,” tutupnya.