8 Ribu Pasien Isoman di Jabar Mengajukan Bantuan Obat-Vitamin Via Pikobar

Berita357 views

Inionline.id – Pemprov Jawa Barat (Jabar) mulai menyalurkan bantuan obat-obatan dan suplemen vitamin secara gratis kepada pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman). Berdasarkan data per Kamis (8/7/2021) pukul 17.00 WIB, sebanyak 8.896 warga mengajukan permohonan bantuan vitamin dan 6 warga mengajukan obat lewat Pikobar.

“Kita menyadari bahwa keselamatan nyawa dari pasien-pasien COVID-19 ini harus kita dahulukan dan aspirasi curhatan warga selama ini yaitu konsultasi dan obat yang susah dan sebagainya kita selesaikan dengan sistem yang kita punya di Pikobar,” ucap Ridwan Kamil dalam keterangannya di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, ditulis Jumat (9/7/2021).

Sementara itu, ada tiga tipe paket yang dikirimkan kepada pasien isoman sesuai dengan gejala atau keluhannya. Paket A khusus pasien COVID-19 tanpa gejala, Paket B bagi yang bergejala ringan dan Paket C bagi yang bergejala sedang.

“Terbagi tiga yang dikirim obat paket A itu khusus OTG hanya vitamin suplemen, Paket B gejala ringan dengan obat antibiotik dan anti virus. Juga yang Paket C itu anti virusnya lebih keras dan mudah-mudahan sembuhnya juga lebih cepat,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

“Ada 8 ribuan warga yang memohon bantuan obat-obatan dan vitamin, dan ada 11 ribuan pertanyaan konsultasi kepada tim dokter. Kurang lebih ada 13 tim dokter yang disediakan memberikan konsultasi oleh Dinkes Jabar,” kata Kang Emil melanjutkan.

Untuk memastikan ketersediaan obat dan vitamin, Pemprov Jabar bekerjasama dengan 10 perusahaan farmasi dan sejumlah perusahaan kurir untuk mengirimkan paket obat dan vitamin ke pintu pasien yang melakukan isoman.

“Kami tidak ingin mendengar lagi ada warga Jabar yang sedang isolasi mandiri kesusahan apalagi meninggal dunia. Oleh karena itu saya mengimbau aparat setempat mendeteksi mereka-mereka yang mungkin sedang isoman, kalau dia tidak bisa mendaftarkan ke Pikobar karena mungkin tidak punya hp di desa-desa ini tanggung jawab aparat setempat untuk meregistrasi,” katanya.

Untuk mendanai program ini, Pemprov Jabar mengalihkan anggaran 11 proyek infrastruktur senilai Rp 140 miliar. Guru Besar Unpad sekaligus Ekonomi Senior CORE Indonesia Ina Primiana menilai keputusan itu tepat dilakukan di masa krisis kesehatan seperti ini.

Pihaknya menekankan pentingnya seorang kepala daerah berpikir cepat dan mengambil keputusan yang cerdas di masa darurat, termasuk soal pengalokasian anggaran di tengah terus melonjaknya angka kasus positif dan menipisnya ketersediaan ruang perawatan, oksigen dan obat-obatan.

“Pemimpin harus berpikir cepat karena udah enggak bisa nunggu. Pemimpin harus cerdas harus cepat untuk membantu mencari solusi,” katanya.

Di tengah pendapatan daerah yang belum optimal, Ina sendiri menyarankan agar kepala daerah memulai upaya kolaborasi dengan berbagai pihak salah satunya dengan pihak swasta dan BUMN. “BUMN banyak juga di Jabar mungkin bisa dijadikan salah satu solusi bagaimana kerjasama kolaborasi dengan BUMN atau BUMD agar bagaimana bisa membuka lapangan pekerjaan,” ujarnya.