Serangan Udara Perdana Junta Myanmar Membuat Situasi Makin Gempar

Internasional257 views

Inionline.id – Junta militer Myanmar kembali menambah gempar situasi negara usai melancarkan serangan udara ke wilayah yang diduduki para pemberontak di wilayah Timur pada Sabtu (27/3) malam waktu setempat. Hal itu dilakukan beberapa jam usai kelompok pemberontak merebut pangkalan militer.

Minggu (28/3/2021) diperkirakan sepertiga wilayah Myanmar – sebagian besar di wilayah perbatasannya – dikuasai oleh banyak kelompok pemberontak, beberapa di antaranya memiliki milisi sendiri.

Serangan tersebut menandai serangan udara pertama terhadap Brigade Kelima Persatuan Nasional Karen (KNU), salah satu kelompok bersenjata terbesar di negara itu, sejak militer merebut kekuasaan pada kudeta 1 Februari.

Diketahui pada Sabtu (27/3) pagi waktu setempat, KNU menyerbu pangkalan militer di tenggara negara bagian Karen. Melalui unggahan di Facebook, kelompok itu memperlihatkan sejumlah pistol dan senjata otomatis.

“Sekitar pukul 19.30, jet tempur menukik ke markas distrik Hpa-pun yang dikuasai KNU dan menembaki penduduk desa,” kata Kepala Urusan Luar Negeri KNU, Padoh Saw Taw Nee.

“Kami belum bisa menghubungi distrik itu,” lanjutnya.

Di sekitar area penyerangan, ada sejumlah fasilitas umum, seperti sekolah menengah atas, perguruan tinggi dan sebuah kamp pelatihan medis.

Junta tidak segera berkomentar dan tidak ada konfirmasi resmi tentang adanya korban jiwa akibat serangan tersebut.

Kepala kelompok hak etnis, Organisasi Wanita Karen, mengatakan dia kehilangan kontak dengan distrik itu setelah jet pertama kali terlihat sekitar pukul 17.00 waktu setempat.

“Orang-orang khawatir dan takut saat itu,” kata Naw K’nyaw Paw kepada AFP, menjelaskan bahwa negara bagian Karen tidak pernah mengalami serangan udara selama bertahun-tahun.

Dia menambahkan serangan itu kemungkinan akan meningkatkan ketakutan akan perang saudara yang akan datang, yang dapat memicu eksodus ke negara tetangga Thailand.

Sementara itu, Padoh Saw Taw Nee mengatakan dia sudah memperkirakan terkait pembalasan, sebagian besar karena kecaman KNU terhadap junta dan adanya perlindungan ratusan pengunjuk rasa anti-kudeta di wilayah mereka.

“Kami sudah memahami bahwa mereka akan membalas dendam dengan satu atau lain cara,” katanya kepada AFP.

Kelompok itu merilis surat terbuka kepada pemimpin junta Min Aung Hlaing minggu ini, menolak untuk bertemu dengannya sampai militer setuju untuk “menarik diri dari keterlibatan aktif dalam politik”.