Mencegah Penjarahan, Polisi Kawal Pertokoan di Sulbar

Inionline.id – Personel kepolisian mengawal kegiatan jual beli di toko retail dan SPBU yang berada di wilayah Martadinata, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (19/1).

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi tindakan penjarahan akibat kepanikan warga selama masa darurat readyviewed bencana gempa bumi di Sulawesi Barat.

“Untuk pengamanan toko retail dan menghindari adanya penjarahan barang kebutuhan pokok pada masa darurat bencana,” kata salah satu anggota Samapta Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah Bripda Leo Asnawi dalam keterangan tertulis, Selasa (19/1).

Selain melakukan pengamanan, kegiatan itu juga dilakukan untuk memberikan arahan terkait penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat. Sebab, tingkat penularan virus corona (Covid19) di Indonesia saat ini masih terbilang tinggi.

Disampaikan Asnawi, sejak toko dan SPBU dibuka pada Senin (18/1) kemarin, antusias masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari sangat tinggi.

Bahkan, pihaknya harus bersiaga sejak toko buka mulai dari jam 08.00 hingga 21.00 WITA. “Kemarin parkiran di sini penuh terus,” ujarnya.

Lebih lanjut, Asnawi menjamin selama masa tanggap darurat, masyarakat Mamuju dapat menjaga ketertiban dan kooperatif selama berbelanja.

“Dua hari ini aman. Seterusnya semoga pulih,” ucap Asnawi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo sebelumnya juga telah mengimbau kepada seluruh toko yang menjual kebutuhan pokok agar bisa tetap melayani masyarakat selama masa tanggap darurat bencana.

Untuk menjamin situasi keamanan dan ketertiban, Doni pun meminta agar aparat keamanan yakni TNI dam Polri melakukan pengawalan.

Selain itu, Doni juga mengingatkan kepada seluruh pihak agar dapat melakukan inventarisasi kebutuhan logistik bagi masyarakat terdampak bencana gempabumi.

“Kita sepakati saja ya. Untuk menginventarisasi jenis bantuannya kemudian yang bisa disalurkan di sepanjang rute yang bisa dilalui itu bisa langsung dibantu, terutama pengungsi-pengungsi utama,” tutur Doni, Sabtu (18/1).Tujuannya, agar pendistribusian logistik dapat berjalan optimal dan tidak menjadi ketimpangan penerima bantuan.

Lebih lanjut, Doni juga mengimbau kepada masyarakat terdampak dapat bersikap kooperatif berkomunikasi dengan baik, sehingga pendistribusian bantuan dapat dilakukan secara merata dan lebih optimal.

“Komunikasi yang baik ya. Kalau butuh jangan ambil paksa, bicara baik-baik agar bisa diberikan bantuan,” kata Doni.

Hingga Selasa (19/1) hari ini, jumlah korban meninggal dalam peristiwa gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) bertambah menjadi 88.

Juru Bicara Basarnas Makassar merinci, sebanyak 77 orang merupakan warga Mamuju dan 11 orang warga Majene.