Tuntut Ganti Rugi Gegara Corona, Babak Baru Trump Vs China

Internasional057 views

Inionline.id – Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan China semakin memanas di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Teranyar, Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya mungkin akan menuntut ganti rugi ke pemerintah China atas pandemi virus Corona yang bermula di kota Wuhan, China dan menyebar ke seluruh dunia.

Trump menyampaikan hal itu ketika ditanya awak media mengenai editorial surat kabar Jerman baru-baru ini, yang mendesak China untuk membayar ke Jerman sebesar US$ 165 miliar sebagai ganti rugi kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh virus Corona.

Trump juga terang-terangan menunjukkan ketidaksukaanya kepada China.

“Kami tidak senang dengan China,” ujar Trump kepada para wartawan di Gedung Putih seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (28/4).

“Kami tidak senang dengan keseluruhan situasi ini karena kami percaya ini bisa dicegah di sumbernya. Itu bisa dihentikan dengan cepat, dan itu tak akan menyebar ke seluruh dunia,” imbuhnya.

Trump mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait virus Corona ini. Menurut Trump, AS memiliki banyak cara untuk meminta pertanggungjawaban ke China.

“Ada banyak cara Anda dapat meminta pertanggungjawaban mereka,” kata Trump.

“Kami sedang melakukan penyelidikan yang sangat serius seperti yang mungkin Anda ketahui,” ujarnya.

Dia mengatakan saat ini Jerman dan AS juga membicarakan terkait ganti rugi itu. Untuk diketahui, Jerman mendesak China untuk membayar sebesar US$ 165 miliar.

Berbeda dengan Jerman, AS sendiri belum memikirkan besaran nominal terkait kerugian itu. Trump mengaku sedang memikirkan jumlah kerugian itu.

“Jerman sedang melihat hal-hal tersebut, kami melihat hal-hal itu. Kami bicara tentang uang yang jauh lebih banyak daripada yang dibicarakan Jerman. Kami belum memutuskan jumlah finalnya. Itu sangat besar,” tutur Trump.

Polemik AS-China ini bermula ketika AS menuding China berada di balik pandemi virus Corona. Kala itu, Trump mengungkapkan lembaga intelijen AS meyakini virus tersebut berasal dari sebuah lembaga penelitian virus di Wuhan yang memiliki protokol keamanan yang kurang baik. Tudingan itu telah dibantah China yang menjadi pusat penyebaran virus Corona.

Tudingan demi tudingan pun dilontarkan AS terhadap China. Tebaru, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh bahwa China mungkin telah mengetahui soal virus Corona pada November 2019. Pompeo juga menuding bahwa Beijing tidak transparan.

Pompeo menduga virus mematikan itu telah ditemukan sejak November. Namun China baru membukanya pada Desember 2019.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *