Siapkan Pemilih Perempuan, Tiga Lembaga Gelar Simulasi Pemilu

Politik057 views

Inionline.id – Tiga organisasi perempuan, Koalisi Perempuan Indonesia, Institut Kapal Perempuan dan Migrant Care menggelar simulasi Pemilu 2019 untuk menyiapkan para pemilih terhadap format baru, yaitu lima surat suara sekaligus (empat untuk penduduk DKI Jakarta).

“Kita akan mencoblos sekaligus. Susah enggak?” ujar Deputi I Sekretaris Jendral Koalisi Perempuan Indonesia, Sutriyatmi melempar pertanyaan pada peserta simulasi di GOR Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

“Susah,” jawab para perempuan peserta simulasi.

“Belum tentu,” ujar Sutriyatmi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU), menurutnya, pernah menggelar simulasi serupa dan mendapat gambaran tiap pemilih akan memerlukan waktu sekitar 3-5 menit di bilik suara. Gambaran itu didapatkan dari calon pemilih dalam kondisi nondisabilitas dan bisa menggunakan hak pilih secara mandiri.

Namun Sutriyatmi ragu jika durasi itu cukup bagi pemilih perempuan dan kelompok rentan seperti kaum difabel, lansia, dan mereka yang buta huruf. Apalagi pihaknya memiliki catatan bahwa perempuan menemui hambatan dalam pemilihan umum sebelumnya.

“Perempuan memerlukan waktu lebih lama karena melihat kembali calon legislatif perempuan yang didukung. Kami bertiga (Koalisi Perempuan Indonesia, Institut Kapal Perempuan, Migrant Care) sebenarnya ada satu lagi, PEKA (Perempuan Kepala Keluarga), ingin melakukan pendidikan pada pemilih,” jelas Sutriyatmi.

“Ini perjuangan panjang terkait keterwakilan politik perempuan. Untuk memastikan mereka punya keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung dan mewujudkan keterwakilan politik perempuan. Harapannya, perempuan mencoblos dengan benar caleg yang didukung, pada calegnya, jadi enggak cuma parpol.”

Simulasi ini pun diharapkan dapat mengurangi keinginan para pemilih untuk golput karena ia menemukan kecemasan bahwa kerumitan pemilu kali ini memantik keinginan untuk golput.

Sementara itu, Betty Epsilon Idroos, Ketua KPU DKI Jakarta mengapresiasi inisiatif organisasi-organisasi perempuan ini. Dia berharap, simulasi dapat memudahkan masyarakat dalam menggunakan hak pilih, tahu surat suara apa saja yang akan dicoblos, dan tahu tata cara menggunakan hak pilih sehingga suara yang diberikan sah dan bernilai.

Terkait waktu rata-rata penggunaan hak pilih yang ditemukan KPU, Betty menuturkan peserta simulasi sudah mengetahui partai maupun caleg mana yang akan dipilih sehingga peserta tidak butuh waktu lama yaitu berkisar 3-5 menit.

“Tapi kalau memang butuh waktu lebih lama, tidak masalah. Kenapa? Karena kami menyiapkan empat bilik di tiap TPS. Pemilih kan tidak sebanyak ketika Pilgub, maksimal 800 orang, sekarang tiap TPS maksimal 300 orang,” ujarnya dalam kesempatan serupa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *