Pilkada Jabar: LSPP Sebut Akhir Pilkada Jabar Sudah Bisa Diprediksi. Pasangan Rindu Akan Terus Mendominasi Dan Menang

Bandung–inionline.id– Lembaga Studi Pemilu dan Politik merilis hasil survei pilkada Jawa Barat. Ditemukan data menarik ternyata dua pasangan calon yakni Tubagus Hasanuddin – Anton Charliyan (Hasanah) dan pasangan Sudrajat – Syaikhu (Asyik) sama-sama masuk dalam kategori pasangan penggembira.

Pasalnya, kedua paslon itu hanya masih ektabilitas dibawah dua persen, lebih kecil dari batas margin error survei. Demikian disampaikan Sendy Vicky Sutikno, direktur riset LSPP saat rilis survei di Bandung, Sabtu (24/2).

Survei yang dilaksanakan dari tanggal 13 sampai tanggal 20 Februari itu menemukan elektabilitas (tertutup) sebagai berikut:

1. Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu): 47,99 persen.
2. Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2DM) memperoleh 27,42 persen.
3. Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) meraih 1,61 persen
4. Sudrajat-Syaikhu (Asyik) 1,55 persen.
5. Tidak Tahu/Belum Memutuskan/Tidak menjawab: 21,43 persen.

Sendy menilai kecilnya elektabilitas benerapa paslon karena popularitasnya masih sangat rendah. Padahal bagaimana bisa dipilih jika dikenal saja tidak. Menurut Sendy, di sisa waktu yang ada, agak berat bagi pasangan Hasanah dan pasangan Asyik untuk meningkatkan elektabilitas jika popularitasnya terus rendah.

Temuan survei atas popularitas masing-masing figur adalah:

1. Deddy Mizwar: 97,66 persen,
2. Ridwan Kamil: 91,23 persen,
3. Dedi Mulyadi: 59,44 persen,
4. Uu Ruzhanul Ulum: 48,91 persen,
5. Ahmad Syaikhu: 17,96 persen,
6. Anton Charliyan: 16,14 persen,
7. Tb. Hasanuddin 9,77 persen,
8. Sudrajat: 8,41 persen,

Sendy Vicky Sutikno menyatakan sisa waktu 4 bulan sampai ke hari pemungutan suara akan menjadi ajang head to head antara pasangan Rindu melawan pasangan 2DM. Namun demikian potensi untuk memenangkan kontestasi lebih besar berada di pasangan Rindu.

“Kami memprediksi pasangan Rindu akan terus mendominasi dan ujungnya nanti akan menang. Ini karena selisih yang jauh dan tim mereka berhasil menepis isu-isu negatif yang menerpa. Pola pilkada DKI tidak terjadi di Jawa Barat,” pungkasnya. (Hr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *