Vaksinasi Anak Belum Bisa Digelar 2021 Karena Stok Vaksin Terbatas

Berita157 views

Inionline.id – Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan pemerintah belum bisa melaksanakan program vaksinasi virus corona (Covid-19) yang menyasar usia 6-11 tahun pada tahun ini, lantaran Kemenkes saat ini masih mencari stok vaksin covid-19 untuk alokasi anak.

Hal itu Nadia sampaikan merespons Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris yang sebelumnya mendorong agar pemberian vaksin covid-19 kepada anak segera dilakukan guna mengantisipasi potensi gelombang ketiga yang diprediksi terjadi pada akhir 2021.

“Iya [karena stok Sinovac], perlu tambahan dosis vaksin karena yang pesanan sekarang ke Sinovac tidak cukup. Kita juga masih memerlukan 40 juta dosis Sinovac untuk dosis kedua masyarakat juga,” ” kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (4/11).

Nadia menambahkan, pemerintah membutuhkan setidaknya 30 juta dosis vaksin untuk menyasar 25-27 juta anak berusia 6-11 tahun di Indonesia. Adapun vaksin yang akan digunakan adalah vaksin produksi perusahaan China, Sinovac.

Sejauh ini,  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru memberikan izin darurat penggunaan (EUA) vaksin covid-19 untuk anak dengan merek Sinovac. Namun Nadia mengatakan, BPOM juga membuka peluang vaksin jenis lainnya untuk menyerahkan hasil uji klinik vaksin pada anak berusia 6-11 tahun.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes ini juga menargetkan vaksinasi pada anak selambatnya akan dimulai pada awal 2022. Saat ini, selain mencari stok vaksin, Kemenkes juga masih memerlukan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan organisasi profesi lainnya terkait perumusan kebijakan teknis vaksinasi anak.

“Jadi vaksin untuk anak bukan berarti tidak kita prioritaskan, tetapi hanya ketersediaan vaksin itu yang menjadi isu utama. Jangan kemudian kita memulai vaksinasi pada anak, tapi justru yang dewasa di atas 18 tahun yang mereka risikonya lebih besar tidak segera dilakukan,” jelasnya.

Nadia juga menambahkan, saat ini pemerintah masih fokus terlebih dahulu untuk mengejar target vaksinasi pada usia di atas 11 tahun, apalagi pada sasaran warga lanjut usia (lansia) yang capaiannya masih paling rendah dibandingkan kategori sasaran vaksinasi lainnya di Indonesia.

Pemerintah telah menetapkan 80-85 persen target vaksinasi rampung mendapatkan vaksinasi pada akhir 2021, sementara untuk dosis kedua diharapkan mampu menyasar 60 persen pada Desember 2021. Namun menurutnya, pemerintah paling lambat akan memulai vaksinasi pada anak di Januari 2022,

“Tentunya bukan berarti kalau target nasional mundur, kemudian target anak-anak juga mundur. Tapi yang jadi utama adalah ketersediaan vaksin, kita memastikan vaksin ini benar-benar dari produsen Sinovac sudah ada kejelasan, jadi kapan mereka bisa mengirimkan vaksin tersebut ke Indonesia,” ujar Nadia.

DPR diketahui meminta pemberian vaksin Covid-19 kepada anak usia 6-11 tahun segera diberikan mulai 2021, atau lebih cepat dari target Kemenkes demi mencegah gelombang ketiga. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris berharap pemberian vaksin kepada anak usia 6-11 tahun bisa membantu pemulihan dunia pendidikan di Indonesia.

Senada, Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul menyatakan pemberian vaksin Covid-19 untuk anak dapat menambah keyakinan orang tua saat melepas mereka untuk belajar secara tatap muka di sekolah atau pesantren.