Selama 5 Pekan Berturut-turut Kasus COVID-19 di Eropa Melonjak

Internasional057 views

Inionline.id – Dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa jumlah kasus Corona di Eropa telah meningkat selama 5 minggu berturut-turut. Hal ini menjadikan Eropa sebagai satu-satunya benua yang masih mengalami peningkatan kasus di dunia.

Rabu (3/11/2021) dalam laporan mingguannya tentang pandemi, badan kesehatan PBB itu mengatakan kasus baru melonjak 6% di Eropa dibandingkan dengan peningkatan 18% pada minggu sebelumnya. Sementara, jumlah infeksi baru mingguan di wilayah lain turun atau tetap sama.

Laporan itu mengatakan, penurunan paling tajam terlihat di Timur Tengah, di mana kasus baru menurun 12%. Sedangkan di Asia Tenggara dan Afrika terjadi penurunan sebanyak 9%.

Masih dalam laporan itu, secara keseluruhan, 3 juta kasus mingguan baru dilaporkan secara global. Jumlah kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia naik 8%, utamanya disumbangkan oleh Asia Tenggara, di mana kematian melonjak 50%.

Tingkat infeksi virus corona tertinggi sejauh ini terjadi di Eropa, yang melaporkan sekitar 192 kasus baru per 100.000 orang. Pada peringkat kedua diikuti oleh Amerika, yang memiliki sekitar 72 kasus baru per 100.000 orang.

Sementara Republik Ceko, Polandia, dan negara-negara lain di Eropa Tengah dan Timur telah melaporkan lonjakan infeksi baru-baru ini. Peningkatan terus-menerus dalam kasus yang dikonfirmasi di seluruh Eropa sebagian besar terjadi di Inggris, Rusia, Turki dan Rumania.

Otoritas medis terkemuka Inggris telah meminta pemerintah untuk kembali mewajibkan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan itu seperti pemakaian masker dan menjaga jarak sosial. Akan tetapi pemerintah Inggris bersikeras sistem kesehatan mereka dapat menangani peningkatan kasus.
Beberapa ilmuwan khawatir bahwa berkurangnya kekebalan dari vaksinasi di seluruh Eropa, akan membuat lebih banyak orang jatuh sakit akibat COVID-19 selama musim dingin.

Sementara itu, WHO mengecam negara-negara kaya karena meluncurkan program vaksin booster, sementara mayoritas negara miskin belum memberikan suntikan kepada populasi mereka yang paling rentan.

WHO mengatakan pada pekan lalu bahwa sekitar 1 juta suntikan booster diberikan setiap hari di negara kaya, sekitar tiga kali lipat jumlah dosis COVID-19 yang diberikan di negara-negara miskin.

WHO mengatakan varian delta yang lebih menular mendominasi di seluruh dunia dan sebagian besar terus mengesampingkan varian lain. Di mana lebih dari 99% sampel COVID-19 yang diurutkan oleh database internasional adalah varian delta.

WHO menyebut penyebaran virus Corona varian delta sedikit lebih lambat di beberapa bagian Amerika Selatan. Di mana varian lain, termasuk varian mu, merupakan penyebab sebagian besar kasus di wilayah tersebut.