Sepanjang 2023 50 Juta Ancaman Siber Teror RI

Iptek957 views

Inionline.id – Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky, mendeteksi lebih dari 50 juta upaya ancaman lokal dari serangan siber untuk para pengguna gawai di Indonesia. Apa penyebabnya?

Kaspersky, dalam keterangan resminya, mengatakan perkembangan kebijakan bring your own devices (BYOD) di dalam negeri menimbulkan tantangan tersendiri. BYOD yang populer dalam beberapa tahun terakhir ini menciptakan garis kabur antara pekerjaan dan kehidupan pribadi banyak karyawan di perusahaan.

Kebijakan ini membuat karyawan seringkali menggunakan perangkat pribadi untuk terhubung ke jaringan perusahaan, yang dapat menimbulkan ancaman keamanan yang serius jika perangkat tersebut tidak memiliki perlindungan yang memadai terhadap serangan siber.

“Telemetri terbaru Kaspersky pada tahun 2023 di Indonesia mendeteksi lebih dari 50 juta upaya ancaman lokal. Data ini diperoleh dari ikhtisar ancaman triwulanan yang didasarkan pada pemrosesan dan pengumpulan data dari pengguna sukarela yang menggunakan Kaspersky Security Network (KSN),” kata Kaspersky, Rabu (21/2).

Dalam catatan Kaspersky, terdapat 51.261.542 ancaman lokal yang terdeteksi sepanjang 2023. Secara umum, 41,1 persen pengguna diserang oleh ancaman lokal sepanjang tahun lalu.

Namun begitu, angka tersebut turun 9,21 persen dibanding periode yang sama tahun 2022 sebanyak 56.463.262 deteksi.

“Data tersebut juga menempatkan Indonesia pada posisi ke-66 secara global,” kata Kaspersky.

Menurut Kaspersky worm dan virus file merupakan penyebab sebagian besar insiden tersebut. Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, serta metode offline lainnya.

Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara mengatakan gagasan utama di balik keamanan BYOD yang tepat adalah perangkat pribadi harus diperlakukan sama seperti perangkat milik perusahaan.

Demikian pula, laptop dan ponsel cerdas yang digunakan di luar lingkungan perusahaan harus dilindungi seperti halnya perangkat yang berada di balik firewall dan solusi perlindungan jaringan di kantor.

Oleh karena itu, menurutnya organisasi perlu membuat kebijakan keamanan yang harus diterapkan di semua perangkat, apapun platform-nya, dan rangkaian keamanan bisnis tradisional kini tidak dapat menerapkan aturan dan fitur keamanan untuk ponsel cerdas dan tablet.

“Kami juga terus mengundang organisasi-organisasi untuk berbagi intelijen antara lembaga-lembaga publik dan swasta, mengembangkan regulasi yang relevan dan melanjutkan kolaborasi erat dalam keamanan siber serta meningkatkan kemampuan untuk merespons dengan cepat,” kata Yeo.

Lalu, bagaimana mengantisipasi keamanan siber organisasi di era digital?

Kaspersky mengungkap ada sejumlah hal yang bisa dilakukan. Pertama, pelatihan kepada semua staf, di luar departemen IT, untuk menciptakan budaya keamanan siber di seluruh perusahaan.

Kemudian, memberdayakan karyawan untuk menjadi lebih sadar dunia maya.

Selanjutnya, ambil langkah-langkah perlindungan data utama. Selalu lindungi data dan perangkat perusahaan, termasuk mengaktifkan perlindungan kata sandi, mengenkripsi perangkat kerja, dan memastikan data dicadangkan.

Kemudian, tingkatkan literasi digital. Teknologi akan terus membentuk masa depan dunia kerja, dan dunia usaha harus mengimbanginya dengan meningkatkan level digital.

Pastikan organisasi menggunakan versi terbaru dari sistem operasi pilihannya, dengan fitur pembaruan otomatis diaktifkan untuk memastikan perangkat lunak selalu diperbaharui.