Ahli Prediksi setelah El Nino Hilang Tahun ini La Nina Datang

Iptek1057 views

Inionline.id – Sejumlah lembaga dan pakar klimatologi memprediksi anomali iklim yang memicu hujan deras global, La Nina, bakal muncul usai fenomena lawannya, El Nino, hilang di pertengahan 2024.

“Kemungkinan terjadinya La Nina adalah nol selama musim dingin boreal (belahan Bumi utara, Desember–Maret) dan musim semi 2024 (Maret–Juni),” berdasarkan keterangan resmi International Research Institute for Climate and Society (IRI).

“Namun peluang klimatologisnya (La Nina) mencapai musim panas boreal 2024 (Juni–September). La Nina menjadi kategori yang paling mungkin terjadi pada Juli–September 2024 dan seterusnya,” lanjut pernyataan tersebut.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino menunjukkan anomali suhu permukaan laut (SST) di khatulistiwa Samudera Pasifik bagian timur dan tengah yang lebih panas dari normalnya (0,5 derajat Celsius atau lebih). Efeknya adalah berkurangnya curah hujan di Indonesia.

Sebaliknya, La Nina merupakan anomali suhu di wilayah yang sama yang lebih dingin dari normalnya (-0,5 derajat atau lebih). Dampak buat RI adalah hujan lebih sering, risiko banjir, suhu udara lebih rendah di siang hari, dan lebih banyak badai tropis.

El Nino dan La Nina sama-sama bagian dari El Nino-Southern Oscillation (ENSO), anomali SST di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru.

IRI melanjutkan munculnya La Nina itu sendiri terjadi setelah El Nino menjadi netral (di bawah 0,5 derajat C hingga 0 derajat C) yang diprediksi sebagian besar model iklim mulai terjadi di periode Maret-April-Mei (MAM) hingga Mei-Juni-Juli (MJJ).

Grafik prediksi El Nino dan La Nina dari berbagai model iklim. (International Research Institute for Climate and Society (IRI))

Contohnya, model COLA CCSM4 dari Community Climate System Model yang memprediksi La Nina mulai terjadi pada periode Maret-April-Mei (MAM) sampai April-Mei-Juni (AMJ).

Intensitasnya diprakirakan terus menguat hingga akhir tahun dengan angka suhu permukaan laut pada September-Oktober-November (SON) mencapai -2,47 derajat Celsius.

Senada, model iklim lembaga antariksa AS NASA, NASA GMAO, memprakirakan La Nina mulai terjadi pada periode jelang April-Mei-Juni dan terus menunjukkan penguatan meski tak sedingin prediksi CCSM.

Angka prediksi terakhir NASA ada di titik Juli-Agustus-September (JJS) dengan nilai SST -1,26 derajat C.

Meski begitu, sebagian model iklim lainnya memprakirakan fase ENSO netral jadi yang paling mungkin berlangsung usai kepergian El Nino.

“Hampir semua model dalam bulu-bulu ENSO IRI memperkirakan kondisi El Nino yang diperkirakan akan terus berlanjut selama sisa musim dingin boreal dan musim semi tahun 2024,” menurut IRI.

“ENSO-netral adalah kategori yang paling mungkin berikutnya, dengan probabilitas rendah pada musim dingin boreal, yang semakin meningkat selama musim semi boreal menjadi kategori yang paling mungkin terjadi pada awal musim panas boreal 2024 (66 persen pada April-Juni).

Dalam Pandangan Iklim 2024, BMKG juga memprediksi kemunculan La Nina usai tengah tahun.

“Pada Januari-Februari-Maret 2024, ENSO berada pada fase El Nino Lemah dengan indeks ENSO bernilai +0,94. Indeks tersebut kemudian melemah hingga +0,46 (Netral) pada MAM (Maret-April-Mei) dan bertahan pada fase Netral hingga akhir tahun 2024.”

“Namun demikian, terdapat juga peluang kecil bahwa ENSO akan berkembang menjadi fase La Nina pada semester kedua 2024,” kata BMKG.

Untuk lebih lengkapnya, berikut peluang (dalam persen) El Nino, fase ENSO netral, dan La Nina di 2024 menurut rangkuman IRI dari model-model iklim global:

Periode La Nina Netral El Nino
Januari-Februari-Maret (JFM) 0 0 100
Februari-Maret-April (FMA) 0 2 98
Maret-April-Mei (MAM) 0 25 75
April-Mei-Juni (AMJ) 2 66 32
Mei-Juni-Juli (MJJ) 21 66 13
Juni-Juli-Agustus (JJA) 46 47 7
Juli-Agustus-September (JAS) 58 37 5
Agustus-September-Oktober (ASO) 59 34 7
September-Oktober-November (SON) 62 30 8

Keseimbangan laut

Pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin pun mengungkap prediksi kemunculan La Nina ketimbang fase Netral usai hilangnya El Nino.

“El Nino ini akan segera berakhir. Ada potensi 60 persen, awalnya fifty-fifty tadinya, berakhir sampai Mei, setelah itu Netral atau langsung La Nina,” ucapnya, saat ditemui di kantor pusat BRIN, Jakarta, Rabu (31/1).

“Setelah berakhir periode El Nino ini, dia akan langsung diikuti, terutama ketika masuk Juli-Agustus-September, enggak ada netral-netralan lagi, langsung jret La Nina,” imbuh dia.

Menurut Erma, kondisi ini merupakan bagian dari proses alam menyeimbangkan suhu permukaan laut.

“Itu sesuai teori; setiap terjadi El Nino yang kuat, dia akan diikuti oleh La Nina kuat. Dan itu bagian terpenting dari menyeimbangkan laut. Tapi tidak terjadi sebaliknya,” jelasnya.