Diklaim Tahan 100 Tahun Jembatan Otista Bogor yang Baru

Berita757 views

Inionline.id – Bisa bertahan hingga 100 tahun bangunan baru jembatan Otto Iskandar Dinata (Otista) yang baru selesai dibangun dikatakan Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat.

Konstruksi baru jembatan ini disebut dirancang melalui perhitungan matang termasuk ketahanannya terhadap beban dan getaran sehingga bisa bertahan seperti bangunan lama dari pemerintah kolonial ratusan tahun silam.

“Estimasinya itu, jembatan itu (tahan) 80 sampai 100 tahun. Nanti paling pun ada perbaikan-perbaikan railing, atau apalah. Tapi kalau jembatannya sudah didesain (tahan) 80 sampai 100 tahun,” kata Kepala Dinas PUPR Rena Da Frina saat tasyakuran jembatan tersebut, Sabtu (17/12).

Menurut Rena, atas dasar musyawarah berbagai pihak, pelengkung jembatan bangunan dari masa kolonial Belanda dipertahankan sebagai warisan. Pelengkung ini sudah menopang jembatan Otista selama ratusan tahun dan kini dijadikan objek wisata baru di kota Bogor.

Jembatan Otista yang sebelumnya menjadi penyumbat lalu lintas karena lebih sempit dari lebar jalan kini dilebarkan menjadi 22 meter dengan badan jembatan seluas 17 meter dan sisanya jalur pedestrian.

Setelah pelengkung dibongkar badan jembatan menjadi naik 1,8 meter sehingga bangunan baru jembatan Otista punya kemiringan 5 derajat.

“Bisa dilihat lewat tangga inspeksi di bawah, jadi ditinggal sebagai objek wisata di situ. Dia tidak membebani dan membebani struktur jembatan yang baru. Jadi dia berdiri sendiri, jadi sebagai hiasan aja,” papar Rena.

Struktur baru jembatan Otista yang menghabiskan Rp101 miliar dana bantuan Provinsi Jawa Barat ini dikatakan Rena didesain untuk moda transportasi trem, sehingga dibuat tahan getaran dan tonase tinggi. Saat ini alur trem sementara ditutup.

“Jadi ketika tremnya sudah ada, tinggal dibuka hotmix, jadi ada lajur lurus sekitar 5 cm,” ujarnya.

Setelah dilebarkan masalah di jembatan Otista ini diperkirakan hanya terjadi ketika ada angkutan umum kota (angkot) ngetem atau mobil parkir sembarangan di tepian.

“Paling hambatannya kalau ada angkot ngetem, atau ada parkir di pinggir. Nah, nanti itu teman-teman Dishub yang punya urusan untuk itu, termasuk untuk parkir di Warbo, kita sudah siapkan strukturnya, untuk mekanisme selanjutnya ada lantas dan Dishub,” ulas dia.