Soal Empat Direksi yang Mundur Berjamaah, Unilever Buka Suara

Ekonomi857 views

Inionline.id – PT Unilever Indonesia (Tbk) akhirnya buka suara soal empat direktur perusahaan yang mundur sepanjang lima bulan terakhir.

Adapun keempat petinggi perusahaan itu adalah Alper Kulak selaku direktur, Ira Noviarti selaku direktur utama, Shiv Sahgal selaku direktur, dan Sandeep Kohli selaku direktur.

Keempat direktur itu mundur dari perusahaan dalam rentang 15 Juni 2023 sampai dengan 24 November 2023.

Direktur dan Sekretaris Unilever Nurdiana Darus mengatakan pengunduran diri itu dilakukan berdasarkan alasan pribadi.

“Sebagaimana yang disampaikan dalam keterbukaan informasi yang telah diterbitkan oleh perseroan, pengunduran diri dari empat direktur tersebut berdasarkan alasan pribadi dari masing-masing direktur,” kata dia dalam surat yang ditujukan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/11).

Nurdiana juga mengatakan pengunduran diri keempat direktur tidak berdampak secara material kepada kegiatan perseroan.

Ia pun memastikan bahwa masa transisi terkait dengan proses perubahan jajaran direksi perseroan akan dilakukan tanpa mempengaruhi kegiatan usaha.

Selain itu, perseroan menegaskan bahwa direksi Unilever tetap menjalankan kegiatan usaha Perseroan seperti biasa dengan terus berfokus untuk memberikan kontribusi positif bagi Indonesia.

Nurdiana juga mengungkapkan Benjie Yap bakal menggantikan Ira Noviarti selaku direktur utama. Ia menuturkan Benjie Yap saat ini merupakan chairman dari Unilever Philippines, Inc.

Benjie Yap memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di Unilever dan telah menduduki berbagai posisi di bidang Supply Chain, Marketing, dan Customer Development.

Adapun perseroan saat ini dalam tahap seleksi kandidat pengganti untuk ketiga posisi direktur lainnya.

Unilever juga akan menginformasikan kandidat direktur yang akan ditunjuk melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memperhatikan kebutuhan perseroan.

“Perseroan percaya bahwa kompetensi dan kemampuan dari kandidat presiden direktur yang baru maupun direktur-direktur yang ada saat ini dapat terus berkontribusi pada strategi dan operasi masa depan perseroan,” kata Nurdiana.

Unilever menjadi salah satu perusahaan yang terdampak setelah aksi boikot pro Israel menyeruak di Indonesia. Kondisi itu memperparah kinerja keuangan perusahaan yang sudah tertekan.

Imbasnya harga saham emiten berkode UNVR itu terus merosot. Per Rabu (29/11), saham perusahaan ditutup di level Rp3.630. Padahal, pada awal tahun, saham masih bertengger di Rp4.620.