KAI Genjot Investasi Angkutan Batu Bara di Sumbagsel

Ekonomi857 views

Inionline.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) menargetkan kapasitas lintas angkutan batu bara di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) sebesar 105 metrik ton per tahun (metric tonnes per annum/MTPA) pada 2027. Saat ini, kapasitas lintasnya adalah 53 MTPA.

Untuk mencapai target tersebut, KAI telah melakukan sejumlah investasi di Sumbagsel dalam rangka dukungan logistik distribusi batu bara nasional. Pengembangan angkutan batu bara tersebut dilakukan pada sejumlah sektor, termasuk prasarana dan sarana.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan bahwa investasi KAI pada angkutan batu bara di Sumbagsel sangat penting. Hal ini karena pengangkutan dengan angkutan kereta api lebih efisien dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya.

“Selain itu ada faktor lainnya seperti ketepatan waktu, lebih ramah lingkungan, keamanan, dan keselamatan, sehingga KAI dipercaya oleh mitra-mitra angkutan batu bara kami,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (3/11).

Dia melanjutkan, pada bagian prasarana, skema pengembangan secara keseluruhan dibagi menjadi 3 segmen yaitu lintas Lahat-Kertapati, lintas Prabumulih-Tegineneng, dan lintas Tegineneng-Tarahan.

Beberapa sektor prasarana yang sudah selesai dikerjakan yaitu Stasiun Baru Melawai dan Container Yard (CY), menghidupkan Stasiun Merapi dan CY, pembangunan persinyalan Elektrik antara Stasiun Muaraenim-Stasiun Prabumulih X6, double track antara Stasiun Tigagajah-Stasiun Lubukbatang, dan pembangunan jalur I overcaping mesin bubut Stasiun Simpang.

Didiek menambahkan bahwa proyek pembangunan di sektor Kereta Api Logistik Lahat-Muara Enim-Prabumulih-Tarahan/Lampung dan Prabumulih-Kertapati/Palembang merupakan salah satu dari Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Perpres RI Nomor 109 Tahun 2020.

Adapun pengembangan prasarana yang masih dalam tahap penyelesaian di antaranya penataan prasarana pendukung seperti loading-unloading batu bara pada lintas dari Kertapati sampai dengan Lahat.

Di samping itu, juga ada fasilitas perawatan sarana prasarana perkeretaapian, pembangunan double track lintas Tanjung Enim-Prabumulih-Kertapati, lengkap dengan Fasilitas Operasi Kereta Api, serta rekrutmen sumber daya manusia secara berkelanjutan dari 2020-2025.

Sementara itu, dalam hal sarana, KAI telah mendatangkan 36 unit lokomotif dan 981 gerbong datar dalam kurun 2020 sampai dengan 2022. KAI masih akan mendatangkan lagi lokomotif dan gerbong datar hingga 2027 nanti untuk mengejar target yang telah ditentukan.

Didiek memaparkan, di sektor angkutan batu bara, KAI terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2020, KAI tercatat mengangkut 32,6 juta ton batu bara, pada 2021 sebesar 38,3 juta ton, dan pada 2022 sebesar 45,4 juta ton.

Pada 2023 hingga bulan Oktober, KAI telah mengangkut 41,9 juta ton batu bara. Selanjutnya pada 2027 ditargetkan meningkat sebesar 84,1 juta ton.

“KAI berharap dengan investasi yang gencar dilakukan pada pengembangan angkutan batu bara di Sumatera Bagian Selatan ini akan memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan perekonomian nasional,” tutup Didiek.

Pengembangan angkutan batu bara di Sumbagsel oleh KAI tidak hanya akan meningkatkan efisiensi logistik distribusi batu bara nasional, tetapi juga memiliki potensi untuk menjadi salah satu faktor penggerak pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut.

Dengan target kapasitas angkutan batu bara yang meningkat dua kali lipat pada 2027, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas bisnis, dan mendorong pertumbuhan industri di Kawasan Sumbagsel.