Imigran Rohingya yang Baru Mendarat di Pesisir Ditolak Warga di Sabang

Berita1357 views

Inionline.id – Setidaknya ada 214 imigran Rohingya yang kembali mendarat di wilayah Aceh pada Rabu (22/11).

Ratusan imigran Rohingya itu mendarat di pantai Ujung Kareung, Sabang, Aceh pada Rabu dini hari. Namun, kehadiran mereka sempat ditolak warga sekitar usai diberikan bantuan makanan dan minuman.

Kepala Dinas Sosial Sabang, Naufal membenarkan kehadiran pengungsi Rohingya yang secara tiba-tiba di wilayah pantai Ujung Kareung sempat ditolak oleh warga.

“Yang kita dengar juga seperti itu (menolak). Artinya, masyarakat di Sabang jadi memang menolak, mereka minta untuk dipindahkan dari Sabang,” kata Naufal kepada wartawan, Rabu siang.

Menurutnya alasan warga itu sama dengan di tempat lain di Aceh yang menolak kedatangan imigran Rohingya yang melaut menggunakan kapal kayu tersebut. Salah satu alasannya, sebut Naufal, karena imigran Rohingya sebelumnya berperilaku kurang baik dan tidak menghargai kearifan lokal di Aceh.

Saat ini pengungsi Rohingya tersebut masih di Sabang sembari menunggu koordinasi dengan organisasi PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR) dan organisasi PBB yang mengurus  imigran internasional (IOM) untuk dipindahkan ke Lhokseumawe, Aceh.

“Yang jelas ini lagi rapat untuk menentukan langkah selanjutnya, yang jelas mereka akan diberangkatkan ke Lhokseumawe,” ucapnya.

Sejak tadi pagi pihaknya sudah memberikan bantuan sesuai stok bahan makanan yang ada di gudang Dinsos Sabang.

Rencananya, pengungsi Rohingya tersebut bakal dipindahkan ke Lhokseumawe lewat jalur darat.

Sejak Selasa (14/11), 200 pengungsi Rohingya gelombang pertama tiba di Pantai Kulee, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie. Lalu keesokan harinya, Rabu (15/11) satu kapal yang mengangkut 174 pengungsi Rohingya tiba di Pasie Meurandeh, Kecamatan Batee, Pidie.

Lalu pada Kamis (16/11) sebanyak 249 orang kembali mendarat di Bireuen. Namun warga di sana menolak kedatangan Rohingya. Kemudian pengungsi Rohingya itu berlayar ke Aceh Utara. Di sana mereka juga ditolak, hingga akhirnya kembali ke Bireuen.

Sementara di gelombang ke empat ada sekitar 500 pengungsi Rohingya yang mendarat 3 hari terakhir di wilayah Pidie, Bireuen dan Aceh Timur.