Siapkan Payung, BMKG Ungkap Jabodetabek Sudah Akhir Pancaroba

Iptek757 views

Inionline.id – Hujan yang mulai mengguyur sejumlah wilayah di kawasan Jakarta, Bogor Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tak berarti tanda masuk musim hujan. Ini baru akhir tahap pancaroba atau masa peralihan musim.

Wilayah ini setidaknya dalam dua hari terakhir, Selasa (24/10) dan Rabu (25/10), mulai diguyur air hujan.

Berdasarkan Ikhtisar Cuaca Harian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) per 25 Oktober, daerah dengan curah hujan terlebat di Jabodetabek ada di Bogor. Berikut rinciannya:

1. Fasilitas ARG (Automatic Rain Gauge) Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat: curah hujan 104,2 mm
2. Instalasi AWS (Automatic Weather Station) IPB Bogor, Jabar: 94,2 mm
3. Katulampa: 66,0 mm
4. Kebun Raya Bogor: 53,6 mm
5. Perumnas Cengkareng, Tangerang: 39,0 mm

Walau demikian, BMKG menyebut curah hujan yang mulai tinggi di Jabodetabek bukan berarti sudah masuk musim hujan.

“Masih belum masuk musim hujan, namun sudah indikasi mengarah akhir Pancaroba,” ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangannya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (25/10).

Menurutnya, syarat utama suatu daerah sudah masuk musim hujan adalah curah hujan setidaknya 50 mm dalam tempo tiga kali dasarian alias sebulanan berturut-turut.

“Maka masuknya awal musim hujan adalah dasarian pertama di mana hujan 50 mm tersebut,” kata Guswanto.

Ia menjelaskan hujan yang turun di Jabodetabek belakangan ini “masih bersifat orografis dan berasal dari awan hujan yang single sel.”

Hujan orografis merupakan hujan yang terjadi di daerah pegunungan akibat udara yang mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan, sehingga terjadi penurunan suhu dan terkondensasi hingga akhirnya turun hujan di lereng gunung.

Awal musim hujan

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mencatat musim hujan baru akan tiba di mayoritas wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek, pada November 2023.

“Jadi awal musim hujan secara umum diprediksi akan terjadi pada bulan November 2023, namun, karena tingginya keragaman iklim di Indonesia, menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah,” kata Dwikorita beberapa waktu lalu.

Menurut Dwikorita, awal musim hujan umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin timuran dari arah Australia atau disebut mosoon Australia menjadi angin baratan atau monsoon Asia atau angin yang berasal dari arah benua Asia.

“Jadi akan terjadi pergantian saat ini yang berpengaruh angin dari Australia, gurun Australia, yang saat ini sedang musim dingin dan kering,” kata dia.

“Dan insyaAllah akan segera berganti dengan angin yang berasal dari benua Asia, dan akhirnya apabila angin itu berasal dari benua Asia yang membawa uap-uap air dari Samudera Pasifik di sekitar Asia, maka diharapkan segera memberikan awan-awan hujan dan mendatangkan musim hujan di wilayah kepulauan Indonesia,” tandas dia.