Di Tengah Blokade Israel, RS Indonesia di Gaza Kewalahan Rawat Pasien

Internasional357 views

Inionline.id – Imbas pengeboman Israel rumah sakit Indonesia di Gaza kini tengah berjuang merawat pasien-pasien yang terluka, di tengah minimnya stok obat dan peralatan medis di wilayah itu.

Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Fikri Rofiul Haq, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa RS Indonesia di Gaza dibanjiri pasien usai tiga pekan gempuran tanpa henti oleh pasukan Israel.

“Di RS Indonesia saja, tercatat 870 orang meninggal dunia dan 2.530 orang dirawat karena luka-luka. Sekitar 164 pasien masih dirawat di rumah sakit,” kata Fikri dalam wawancara dengan Al Jazeera.

Dia mengatakan sejak perang pecah, separuh penduduk Gaza telah mengungsi ke tempat-tempat yang relatif aman, seperti di gedung sekolah dan rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Indonesia.

“Lebih dari 1.500 warga mengungsi ke RS Indonesia dan berkemah di ruangan kosong dan halaman rumah sakit,” ujarnya.

Fikri menyebut pekan lalu RS Indonesia di Gaza sempat mengalami pemadaman listrik total akibat menipisnya stok bahan bakar karena blokade Israel.

“Kami mencoba mencari bahan bakar untuk rumah sakit setelah pemadaman listrik selama lebih dari satu jam. Dokter tidak punya pilihan selain melakukan operasi dan merawat pasien tanpa penerangan apa pun,” ungkapnya.

Dia mengatakan, “Rumah Sakit Indonesia sangat membutuhkan bantuan medis dan tenaga rumah sakit kelelahan karena terpaksa bekerja 24 jam sehari.”

Fikri mengungkapkan MER-C telah mengumpulkan sumbangan dari masyarakat Indonesia dan organisasi bantuan lainnya di Gaza. Para sukarelawan pun bisa mengirim sejumlah pasokan ke rumah sakit pada 19 dan 24 Oktober lalu.

“Kami sempat mendapatkan beberapa obat dan alat kesehatan lainnya, namun masih banyak obat yang belum kami miliki karena sudah habis,” ujarnya.

Pekan lalu, tiga relawan MER-C di Gaza sempat hilang kontak di tengah gempuran intensif militer Israel. Namun kini kondisi mereka dipastikan selamat.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza berlokasi di Beit Lahia, kota berpenduduk sekitar 90 ribu orang di Gaza utara.

Rumah sakit ini berdiri di atas tanah seluas 16 ribu meter persegi, yang disumbangkan oleh pemerintah Gaza pada tahun 2011.