BPS Menyebut Kenaikan 3 Bahan Pangan Perlu Segera Diwaspadai

Berita1257 views

Inionline.id – Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan harga beras terus naik tinggi hingga sekarang.

“Harga beras mengalami peningkatan terus, yang jelas harga beras dalam tren terus meningkat,” kata Amalia dalam peluncuran Gerakan Pangan Murah (GMP) di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (16/10).

“Rata-rata harga beras antarwilayah mengalami disparitas semakin tinggi, di mana paling tinggi ada di Papua,” tambahnya.

Bahkan, beras menjadi satu dari tiga komoditas yang harus diwaspadai kenaikan harganya hingga minggu kedua Oktober 2023. Amalia mengatakan kenaikan harga beras terjadi di 283 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Kedua, adalah gula pasir. Ia mengatakan harga gula pasir naik di 338 kabupaten/kota dan menyumbang kenaikan indeks perkembangan harga (IPH).

“Ketiga, cabai rawit ada 259 kabupaten/kota yang kenaikan IPH dikontribusikan cabai rawit,” tandasnya.

Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi lantas membeberkan strateginya untuk menjaga stabilitas ketiga komoditas pangan tersebut.

Untuk beras, Arief menyebut pihaknya sudah diperintahkan Presiden Joko Widodo membagikan 640 ribu ton beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Ia menegaskan stok tersebut harus dibagi habis dalam 3 bulan ini.

“Presiden (Jokowi) juga memerintahkan kita semua untuk (memenuhi) 200 ribu ton beras komersial melalui penggiling padi se-Indonesia,” kata Arief.

“Penuhi pasar retail modern dilakukan dan di pasar tradisional juga dilakukan. Jadi, seluruh pimpinan daerah yang tidak memiliki beras, baik di pasar tradisional maupun modern, silakan menghubungkan Bulog terdekat,” sambungnya.

Lalu, Arief meminta Kementerian Perdagangan mendorong realisasi impor gula yang saat ini baru 26 persen. Ia mendesak para pihak pemegang kuota impor gula segera merealisasikan importasi, termasuk BUMN di bidang pangan, yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PTPN.

Sementara itu, ia memerintahkan ID Food segera menyerap cabai dari sentra produksi yang surplusnya tinggi. Nantinya, cabai tersebut bisa didistribusikan ke daerah yang minus atau defisit.