Bertambah Jadi 34 Orang Tersangka Pembakaran Kantor Bupati Pohuwato

Inionline.id – Tersangka pembakaran Kantor Bupati Pohuwato dan perusakan kantor DPRD Pohuwato, Gorontalo, terus bertambah. Saat ini jumlah tersangka menjadi 34 orang.

“Iya, sampai hari ini sudah 34 orang tersangka,” kata Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Pol Desmont Harjendro, Sabtu (30/9).

Meski demikian, kata Desmont, pihaknya masih melakukan pengejaran dan penyelidikan terhadap para pelaku pembakaran kantor bupati dan kantor DPRD Pohuwato saat aksi unjuk rasa menuntut ganti rugi lahan pertambangan di Pohuwato beberapa waktu lalu.

“Ini semua warga Pohuwato dan sementara ini kita masih mengejar pelaku lainnya. Mereka ini ditahan di Polda Gorontalo dan Polres Pohuwato,” katanya.

Desmont menampik kabar bahwa pihak keluarga dilarang bertemu dengan tersangka. Akan tetapi, kata mantan Wadir Lantas Polda Gorontalo itu, saat ini para tersangka masih diperiksa penyidik.

“Tidak ada larangan. Bukan dilarang menjenguk tapi itu masih dilakukan pemeriksaan secara intensif, sehingga tidak bisa diganggu dulu, karena masih kita kejar pelaku lainnya,” jelasnya.

Sementara kondisi pasca-kejadian tersebut di Kabupaten Pohuwato, kata sudah kembali kondusif dan pihaknya masih melakukan penjagaan di beberapa titik dengan melibatkan bantuan 200 personel dari Brimob Polda Sulawesi Utara.

“Sudah normal. BKO Brimob masih disiagakan. Kita tidak tahu sampai kapan mereka di sini,” ujarnya.

Aksi unjuk rasa tersebut bermula ketika warga mendatangi kantor perusahaan pertambangan. Di kantor itu massa melakukan perusakan setelah tidak ada pihak yang dapat menemui para pengunjuk rasa.

Setelah itu, warga beralih ke kantor DPRD berharap pihak anggota dewan dapat mendengarkan dan memberikan solusi atas tuntutan mereka yang meminta ganti rugi lahan. Namun, pimpinan DPRD Pohuwato tidak berada di tempat sehingga massa emosi dan kembali melakukan perusakan.

Massa akhirnya ke kantor Bupati Pohuwato untuk menyampaikan aspirasi mereka dan berharap dapat bertemu dengan bupati. Lagi-lagi massa tidak bertemu dengan Bupati Pohuwato sehingga massa emosi lalu membakar kantor bupati.