Soal Toilet Sekolah Bayar Rp500, Kepsek MAN 1 Pemekasan Buka Suara

Antar Daerah857 views

Inionline.id – Kepala Sekolah (Kepsek) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pamekasan, Jawa Timur, No’man Afandi buka suara soal polemik kebijakan sekolah memberlakukan tarif toilet sekolah Rp500 hingga diduga memicu salah seorang guru dimutasi.

Pemberlakuan toilet berbayar ini karena kebersihan toilet sekolah saat itu kurang begitu diperhatikan dan dijaga siswa. Sementara toilet sekolah sangat terbatas, baik untuk putra maupun putri.

“Saat itu toilet siswa ini jorok dan kotor. Sehingga sekolah memberikan alternatif memasang tarif toilet Rp500, tujuannya tiada lain sekolah hanya ingin memberikan kesadaran kepada siswa lewat pendidikan karakter,” kata No’man dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (22/9).

Meski demikian, kebijakan aturan sekolah ini tidak berlangsung lama. Kurang lebih hanya berjalan dua pekan di tahun 2018. Sementara hasilnya, semua langsung disalurkan ke beberapa masjid dan tempat ibadah.

“Sejak diberlakukan kebijakan itu (tarif toilet), siswa perlahan punya kesadaran diri, terutama dalam hal kebersihan kamar mandi dan toilet. Padahal ini kejadiannya sudah tahun 2018, bukan sekarang,” ujarnya.

Lebih lanjut, No’man membantah soal kebijakannya yang dinilai sewenang-wenang dalam mengelola sekolah. Ia mengklaim, sejak memimpin MAN 1, jumlah siswa setiap tahun terus meningkat.

“Tidak demikian, faktanya MAN 1 Pamekasan saat ini siswanya terus bertambah maju dan berkembang secara signifikan,” ungkapnya.

Kemudian No’man merespons soal mutasi guru yang berkembang akhir-akhir ini. Ia mempersilakan masyarakat menilai sendiri soal isu tersebut.

“Ini kejadiannya tahun 2018. Sementara guru yang dimutasi kejadiannya tahun 2022. Masalah mutasi ini urusan Kantor Agama. Bukan sekolah,” singkatnya.

Sebelumnya, salah seorang guru MAN 1 di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Mohammad Arif diduga dimutasi gara-gara memprotes keras kebijakan sekolah memasang tarif toilet Rp500 untuk siswa.

Mantan Wakil Kepala Kesiswaan itu mengaku tidak terima dengan kebijakan tersebut. Sebab di tengah ekonomi sulit, sekolah dinilai lebih baik fokus pada pendidikan dengan menjaga sarana prasarana sekolah siswa.

“Salah satunya memang masalah itu (soal tarif toilet), tapi kalau saya rasakan sendiri ini masalah sebenarnya tidak hanya satu masalah, tapi disebabkan oleh masalah lain yang sebelumnya saya memang kadang berbicara dan memprotes keras soal kebijakan sekolah,” kata Arif, Jumat (22/9).

Arif terang-terangan manajemen MAN 1 Pamekasan sejak dipimpin No’man Afandi banyak berubah total. Terutama dari aspek infrastruktur dan sarana prasarana sekolah.

Masalah tarif toilet siswa, Arif memang sering memprotes terutama saat rapat berlangsung. Akan tetapi hal tersebut tidak direspons. Hingga akhirnya ia dikeluarkan dan dimutasi ke sekolah lain.